Rahasia umum tentang Indonesia memiliki kekayaan melimpah dalam kebudayaan. Dengan ribuan suku dan jutaan penduduknya, Indonesia tercatat memiliki 718 bahasa daerah yang tersebar ke berbagai wilayah.
Ali Topan selaku pengajar Aksara Kawi mengatakan bahwa kunci dari Aksara Kawi adalah setiap bunyi meskipun sebuah ‘paten’ itu diakomodir secara tertulis atau memiliki hurufnya sendiri. Dan jumlahnya ada 50 huruf.
Aksara Kawi, sebuah warisan budaya yang kaya, mengandung lebih dari sekadar karakter huruf; ia memuat dalam dirinya sejarah panjang dan makna mendalam yang merefleksikan peradaban Jawa kuno. Berakar dari aksara Pallawa, yang diperkirakan mengalami perubahan bentuk huruf sekitar abad ke-8 Masehi, Aksara Kawi membentuk dasar dari banyak aksara daerah di Asia Tenggara.
Aksara Pallawa yang berasal dari aksara Brahmi dan berawal dari wilayah India bagian selatan, menjadi cikal bakal bagi pengembangan sistem penulisan di berbagai wilayah Asia Tenggara. Namun, Aksara Kawi menjadi salah satu yang paling terkenal dan berkembang di wilayah Jawa.
Aksara Kawi berasal dari aksara Pallawa yang mengalami pengubahan bentuk huruf, diperkirakan terjadi pada abad ke-8. Aksara Pallawa itu sendiri merupakan turunan aksara Brahmi dan berasal dari daerah India bagian selatan. Aksara Pallawa ini menjadi induk semua aksara daerah di Asia Tenggara
Meskipun demikian dalam kebahasaan juga memiliki kategori punah, berstatus kritis, terancam punah, mengalami kemunduran, kondisi rentan, dan status aman.
Aksara Kawi merupakan sistem penulisan kuno yang digunakan di wilayah Nusantara, khususnya di Pulau Jawa, sejak zaman kuno. Berakar dari aksara Pallawa, yang merupakan keturunan langsung dari aksara Brahmi dari India Selatan, Aksara Kawi mulai berkembang sekitar abad ke-8 Masehi. Aksara Pallawa sendiri diperkirakan telah digunakan sejak abad ke-5 Masehi.
Aksara Kawi digunakan untuk menuliskan banyak teks klasik Jawa, termasuk prasasti-prasasti, sastra, dan naskah kuno. Penggunaannya meluas di Jawa pada masa kejayaan kerajaan Hindu-Budha seperti Kerajaan Mataram Kuno dan Majapahit.
Aksara Kawi terdiri dari sekitar 20 hingga 22 huruf konsonan dan beberapa vokal yang diletakkan di atas, di bawah, atau di sebelah huruf konsonan. Bentuk tulisan aksara ini cenderung memanjang dan mengalir, sering kali ditulis di atas daun lontar atau batu.
Meskipun telah digantikan oleh aksara Jawa modern yang lebih sederhana, Aksara Kawi tetap menjadi bagian penting dari warisan budaya Indonesia. Penggunaannya yang luas dalam penulisan naskah-naskah klasik dan prasasti memberikan gambaran yang jelas tentang peradaban kuno di Nusantara serta nilai-nilai kebudayaan yang berkembang di masa lampau.