Memperingatan Hari Perempuan Internasional yang jatuh setiap tanggal 8 Maret, Hotel Ciputra World Surabaya menggelar pagelaran fashion show bertajuk “Womenspiration”. Acara yang diadakan dalam rangka memberikan apresiasi kepada perempuan ini menjadi sorotan di tengah masyarakat Surabaya.
Kolaborasi antara Hotel Ciputra World dengan Leo, Fitri, dan Wiwit telah menciptakan sesuatu yang istimewa. Mereka berhasil mengubah kain seprai hotel yang tidak terpakai menjadi pakaian bermotif menggunakan teknik shibori dan ecoprinting. Lebih menakjubkan lagi, kain-kain tersebut kemudian diubah menjadi pakaian outer wanita oleh anak-anak disabilitas.
Sebanyak enam busana yang unik dan berani ditampilkan dalam fashion show tersebut. Model-model busana outer dan tunik dengan cuttingan asimetris serta paduan warna-warna senja menghiasi panggung. Desainer Zakiyah Fitri selaku desainer, menjelaskan bahwa karya-karya ini digarap dalam waktu singkat hanya dalam tiga hari. Ia bekerja bersama anak-anak disabilitas dari RAP untuk menjahit pola busana tersebut.
Bahan-bahan sprei bekas ternyata memiliki tekstur yang padat dan tebal, menambah kekuatan kain dan memberikan karakter unik pada busana. Meskipun demikian, kain berbahan linen ini tetap nyaman dipakai dan menyerap keringat. Selain untuk outer, kain ini juga dapat digunakan untuk rok dan celana palazo.
Antusiasme dan kemeriahan memenuhi ruangan saat acara berlangsung. Puncak acara, yaitu fashion show, dipimpin oleh pendiri Fira Disabilitas Modelling, Desy Ramadhani Magfiroh Ayu Putri, atau akrab disapa Fira. Fira, yang telah meraih segudang prestasi di dunia modeling, memberikan nuansa istimewa pada pagelaran tersebut.
Dalam acara ini, outer kekinian dipilih sebagai pilihan gaya. Gaya asimetrisnya membantu postur tubuh terlihat lebih ramping. Warna-warna senja yang diusung dalam koleksi ini, bertajuk ‘Swastamita’, menunjukkan bahwa anak-anak disabilitas juga bisa berdiri sendiri. Seperti senja yang indah, keberhasilan mereka tidak terjadi di awal, tetapi di akhir.
Fashion show “Womenspiration” tidak hanya sekadar menginspirasi melalui gaya busana yang unik, tetapi juga melalui cerita di balik setiap karya yang dihasilkan. Acara ini menjadi bukti bahwa keindahan dapat diciptakan dari transformasi bahan sederhana, serta bahwa setiap individu, termasuk anak-anak disabilitas, memiliki potensi besar untuk bersinar.