seni menjadi sebuah cerita untuk para pelukisnya. Salah satunya adalah pameran seni oleh Galeri Filadelvia di Surabaya milik seorang kolektor seni yang sudah senior, Freddy Wijaya.
Karya seni yang ditampilkan di galeri Filadelvia tersebut adalah karya milik Supar Pakis yang telah dikoleksi Freddy Wijaya sejak 2007 silam, hingga karya terakhirnya sebelum Supar Pakis meninggal pada 23 Desember 2023.
Freddy Wijaya menjelaskan tujuannya menghelat pameran ini untuk mengenang pelukis beserta karyanya dari koleksi-koleksinya tersebut, selain untuk dikenang juga agar tidak dilupakan. Karya seni itu hanya ada satu di dunia, buah karya Supar Pakis patut untuk dipertimbangkan untuk ditampilkan kembali.
Freddy Wijaya mengamini bahwa ikatan dirinya dengan pelukis itu ada, dimana dari tanggal soft opening pemerannya bertepatan dengan tanggal dan hari wafatnya Supar Pakis, yakni 23 Desember. Dalam pameran ini tidak ada niat menjual, murni keinginan mengangkat kembali karya Supar Pakis agar tetap dikenal dan dikenang.
Supar Pakis sendiri seniman asal kampung Pakis, Surabaya tahun 1964. Terkenal sebagai pelukis aliran surealis yang ingin menyampaikan pesan bentuk kritik sosial melalui sebuah karya lukis. Bahkan pada salah satu karyanya berjudul “Sang Saka” berniat untuk disumbangkan ke Galeri Nasional Indonesia sebagai ikrar janjinya kepada Supar Pakis.
Selain itu, Freddy juga memajang koleksi lukisannya dari seniman asal Banyuwangi, Moses Misdy. Nama yang sudah terkenal di kalangan seniman-seniman lokal Indonesia ini mengangkat tema yang dekat dengan kehidupannya di pesisir. Naluri jiwa seninya menorehkan gambaran kapal, laut, nelayan, pemukiman pantai
Goresan palet yang begitu khas membuat karya-karya Moses Misdy membuat Freddy jatuh cinta. Menariknya seniman Banyuwangi itu mampu membuat maha karyanya dari belajar sendiri tidak di bangku akademis. Namun hasilnya tidak kalah mengagumkannya. Aliran Moses Misdy berupa ekspresionisme memiliki ciri khas tersendiri dari goresan palet-paletnya.
Total ada 10 karya Supar Pakis yang dipamerkan yang dikoleksi sejak 2007 dan beberapa karya Moses Misdy yang telah dikoleksi sejak tahun 1975 berjudul “Lembah Ngarai”. Semua lukisan koleksi oleh Freddy Wijaya murni karena kecintaan pada hasil seni yang dibuat dan nilai-nilai seni yang dekat dengan kehidupannya.
Harapannya dari perhelatan pameran di galeri Filadelvia bisa terus menyuarakan seni-seni di Surabaya. Pameran ini menjadi suatu upaya untuk meresapi dan mengapresiasi seni sebagai cermin kehidupan. Seni-seni Surabaya dapat terus bersuara dan menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya.