seni tak mengenal batas adalah benar adanya, kali ini tren baru berseni sekaligus meredam kepenatan kepala di kalangan anak-anak muda adalah teknik menyulam dengan tufting. Mulai dari seni kreasi, bisa menghibur suasana hati dan barangnya bermanfaat dipakai sehari-hari.
Tufting atau artinya adalah dihiasi dengan rumbai. Maksudnya adalah teknik menyulam dengan hasil kain rumbai-rumbai. Keunikan dari teknik tufting ini ada pada hasil jahitannya yang berbentuk 3D atau sedikit timbul sehingga hasil jadinya sering membuat orang lain gemas dengan look yang menggemaskan dan permukaan halus lembutnya.
Seorang founder dari studio creative Creat Me, Rini Octavia menjelaskan inspirasinya dari background yang sudah suka berkecimpung dengan seni, ditambah kreasi tufting juga belum terlalu familiar dan sekarang lagi masa-masa banyak peminatnya. Selain itu dengan berkreasi baru dengan tufting bisa meredam stress anak-anak remaja karena pengalaman baru bisa meningakatkan mood diri sendiri.
Paling menarik adalah proses dari tufting atau saat menembakkan benang-benang ke kain monks. Sebelum itu bahan yang dibutuhkan adalah kain monks itu sendiri, kayu penjepit berbentuk kotak persegi tujuannya menarik kain dengan erat agar tidak kendur saat proses tufting, lalu benang katun susu yang lebut dan halus dengan berbagai varian warna, lalu gun atau penembak khusus untuk tufting yang menjadi alat penting menggabungkan benang-benangnya, terakhir ada pencukur untuk merapikan benang-benang sisa.
Awal proses pembuatannya diawali dari tracing, yakni menggambar pola di atas kain monks sesuai keinginan kreasi dan bentu. Kemudian, proses teknik tufting dimulai yaitu memasangkan benang katun susu ke alat penembak sesuai pilihan warna yang dipilih dan mengikuti arah pola dari tracing dan dilakukan sampai selesai. Proses tufting sendiri yang paling memakan bangak waktu, mulai dari awal hingga selesai kurang lebih 4 jam.
Proses selanjutnya adalah pembersihan permukaan benang agar bentuknya juga semakin jelas. Untuk merekatkan benang-benang yang sudah tertempel perlu direkatkan dengan lem karpet. Kemudian, proses akhirnya adalah pemangkasan benang-benang sisa dengan pencukur khusus pembersih benang.
Hasil akhirnya adalah bisa dijadikan untuk keperluan keinginan pribadi, mulai dari dipasangkan di tote bag tas, bantal, handphone casing, dompet dan sebagainya. Dengan kreasi tufting menjadi lebih dari sekadar seni; bahkan bisa menjadi sarana penghibur, pemacu kreativitas, dan pelarian yang menyenangkan bagi anak muda.