Pemerintah India tengah menjadi sorotan usai disebut ingin mengganti nama negara menjadi ‘Bharat’, Kabar perubahan nama ini mencuat setelah beredar foto undangan makan malam konferensi tingkat tinggi (KTT) G20.
Negara di kawasan Asia Selatan India berencana akan mengubah nama negaranya menjadi Bharat,Seperti dilansir Associated Press upaya penggantian nama resmi negara India terungkap setelah undangan jamuan makan malam KTT G20 yang dikirimkan Presiden Droupadi Murmu dengan menyebutkan jabatannya sebagai ‘Presiden Bharat’ bukan ‘Presiden India’.
Negara dengan penduduk lebih dari 1,4 miliar jiwa ini sebenarnya secara resmi dikenal dengan dua nama, yakni India dan Bharat,Namun nama India lebih umum digunakan baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
pemerintah Modi akan mengajukan resolusi pergantian nama resmi India menjadi ‘Bharat’ dalam sidang khusus parlemen yang dijadwalkan digelar pada 18-22 September mendatang.
Penggantian nama ini mendapat dukungan dari pejabat Partai Bharatiya Janata yang dipimpin oleh Modi.
Mereka berpendapat nama “India” diperkenalkan oleh pemerintahan kolonial Inggris dan dianggap sebagai “lambang perbudakan.”
Saat itu, Inggris menguasai India selama kurang lebih dua abad hingga negara ini meraih kemerdekaannya pada tahun 1947.
Sejatinya, negara yang dihuni oleh 1,4 miliar jiwa dan mayoritas penduduknya beragama Hindu ini secara resmi diakui dengan dua nama, yaitu India dan Bharat, sesuai dengan Pasal 1 Konstitusi India.
Namun, di antara kedua nama tersebut, istilah “India” lebih sering digunakan secara nasional maupun internasional.
Sementara itu, “Bharat” merupakan kata Sansekerta kuno yang diyakini oleh banyak sejarawan berasal dari teks-teks Hindu yang lebih awal. Kata ini juga digunakan sebagai alternatif dalam bahasa Hindi untuk merujuk kepada India.
Beberapa pejabat dari Partai Bharatiya Janata (BJP), yang merupakan partai penguasa, telah mengusulkan kepada pemerintah agar mengubah nama India menjadi Bharat.
Usulan ini muncul setelah partai oposisi mengumumkan pembentukan aliansi baru bernama Aliansi Inklusif Pembangunan Nasional, atau yang disingkat sebagai “India,” pada bulan Juli yang lalu, untuk persiapan pemilihan umum (Pemilu) tahun 2024.