Indonesia tidak pernah kehabisan muda-mudi bertalenta – baik di skala nasional maupun internasional generasi penerus bangsa selalu mampu unjuk kebolehan bakatnya di berbagai ajang prestisius dunia. Penari-penari tradisional dari sanggar Tydif Surabaya dengan gemulai dan percaya diri menari tarian khas Surabaya berhasil mencapai penghargaan Grand Prix ajang Prague Stars di Praha tanggal 7 Agustus 2023.
Bukan sebuah perjalanan mudah untuk tim ini bisa sampai di tangga penghargaan kelas dunia. Serangkaian perjalanan mulai dari pelatihan selama enam bulan dan segala rangkaian persiapan sukses membuahkan hasil.
Promotor penari-penari muda dari sanggar Tydif menceritakan, tersalurkannya bakat penari kami dari official partner Beasiswa Seni Budaya Indonesia (BSBI) yang diselenggarakan oleh diplomasi publik Kementrian Luar Negeri (Kemenlu). Kesempatan bersamaan, aksi kami adalah sukseskan keinginan, “Misi Merdeka Berbudaya dan Pelestarian Budaya Lokal”
Adapun misi kali ini sudah didukung oleh Direktorat Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbud), Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora) dan beberapa pendukung lainnya.
Bukan sebuah perjalanan mudah bagi penari-penari berbakat ini, dengan rentan usia terbilang muda mereka bisa tampil maksimal di depan juri berstandard tinggi tersebut. Ada sebanyak sepuluh penari dengan usia termuda dari 14 tahun hingga 24 tahun, mereka bisa tampil kompak untuk menampilkan tari.
Belva Hayu Selaku penari itu menceritakan bagaimana selama latihan yang susah mengatur jadwal untuk latihan bersama itu memberikan kesan yang mendalam bagi semuanya. Pengalaman yang paling mengesankan adalah ketika pemberangkatan dan setiba di sana. Praha begitu jauh, dan mengusahakan untuk tampil secara maksimal adalam keingan semuanya karena harapannya pasti adalah bisa menang, kata Belva. Belva disebut yang paling senior diantara penari-penari lainnya. Sekaligus ia juga yang turut mengajarkan tarian-tarian kepada teman lainnya.
Selama di Praha mereka tidak hanya tampil berkompetisi, melainkan sepuluh dari penari-penari muda berbakat ini juga mempromosikan tarian dan budaya Indonesia, khususnya Surabaya kepada para muda-mudi di Kintari Foundation Praha.
Jenis tari yang dibawakan adalah berjudul “Greget Pasar Turi” di ajang Grand Prix 2023, yang mana tarian itu diciptakan oleh Ibu Diaztiarni ssekaligus pemilik sanggar tari yang telah berdiri sejak 1998. Nyatanya tarian lokal asal Surabaya ini mampu membuktikan kepada mata dunia bahwa tarian tradisi bisa begitu memukau.
Nyatanya unjuk kebolehan tarian lokal mereka ini tidak bisa dianggap enteng, sebelumnya pernah menjuarai predikat empat dunia untuk tari jenis “Sparkling Surabaya” di kategori small senior group Folklore National Dance dan Dance Wold Cup Final pada 2018 di Spanyol. Dance World Cup (DWC) Final 2019 di BRAGA, Portugal dan masih banyak lagi tingkat nasional dan internasional.