Pagelaran Sabang Merauke sudah empat kali digelar, tiga kali di Jakarta dan sekali di Yogyakarta. Di tahun ini, pagelaran terasa unik, karena turut mengangkat sosok-sosok pahlawan nasional, dari Cik Di Tiro sampai Fatmawati.
Pagelaran ini berdurasi kurang lebih dua setengah jam dan disutradarai oleh Rusmendie Agus. Total seniman yang terlibat di pagelaran ini mencapai lebih dari 300 orang.
Pada pertunjukan yang digagas oleh iForte dan BCA tersebut, ratusan penari menampilkan beragam koreografi yang mencerminkan keragaman budaya warisan leluhur bangsa yang tersebar dari Aceh hingga Papua.
Di bawah komando Sandhidea Cahyo Narpati sebagai lead koreografer, keindahan gerak tari juga didukung oleh koreografer lainnya yaitu Dian Bokir, Puri Senja, Rizqy Dhafin, Eka Lutfi, Safina Adriani, Pulung Jati, serta para seniman tari daerah yakni Mugiyono Kasido, Abib Igal, Gunk Mas, dan Okvalica. Bersama dengan ratusan penari, mereka telah mempersiapkan diri menyuguhkan ragam gerak tari, serta menterjemahkan kemegahan harmonisasi alunan musik lagu daerah dan nasional di atas pentas Pagelaran Sabang Merauke ‘Pahlawan Nusantara’.
Cahyo Narpati sebagai Lead Koreografer menjelaskan keikutsertaan 203 penari pada kesempatan kali ini, merupakan penambahan yang cukup signifikan dari pagelaran tahun sebelumnya yang melibatkan 144 penari. Hal tersebut menurutnya, merupakan tantangan tersendiri untuk melakukan eksplorasi gerakan yang sesuai dengan tema mengenai pahlawan Nusantara.
Pagelaran ini menjadi gambaran kekayaan budaya Indonesia, bahkan beberapa seniman mengatakan bahwa Pagelaran Sabang Merauke ‘Pahlawan Nusantara’ adalah terjemahan dari Pancasila. Saya merasa senang sekaligus bangga bergabung di pertunjukan ini, karena bisa menyebarluaskan kepada masyarakat luas mengenai keberagaman Nusantara dan mengajak mereka untuk lebih mencintai Tanah Air,