Fatmawati adalah istri dari Presiden Republik Indonesia pertama yaitu Ir. Soekarno. Sejarah perjuangan Fatmawati untuk kemerdekaan Indonesia juga perlu diapresiasi.
Fatmawati adalah salah satu istri Ir. Soekarno yang berperan aktif bagi kemerdekaan Indonesia. Adapun berikut merupakan sejarah perjuangan Fatmawati untuk kemerdekaan Indonesia.
Kontribusi Fatmawati untuk Indonesia yang pertama adalah membentuk sisi intelektual Soekarno. Ir. Soekarno sendiri adalah presiden pertama Republik Indonesia.
Jiwa wibawa dan berintelektual tinggi tentu penting bagi sosok pemimpin untuk mengayomi masyarakatnya dan membantu mengatasi permasalahan yang ada di negeri ini.
Dalam hal ini, Fatmawati sebagai sang istri membantu membentuk sisi intelektual Ir. Soekarno melalui dukungan dan masukan yang diberikan oleh keluarganya.
Peran aktif Fatmawati bagi kemerdekaan Indonesia berikutnya adalah turut mendampingi Ir. Soekarno dalam berbagai situasi dan kondisi.

Pada tahun 1945, pada masa-masa menjelang kemerdekaan, Indonesia dihadapkan dengan situasi mencekam., Meskipun demikian sebagai seorang istri, Fatmawati berusaha untuk terus berada di sisi suaminya dan mendampingi di berbagai situasi.
Kisah perjuangan Fatmawati berlanjut pada masa menjelang kemerdekaan. Saat itu, pada tanggal 15 Agustus 1945, para golongan muda mendesak Ir. Soekarno untuk segera menyatakan kemerdekaan.
Setelah diskusi yang panjang, akhirnya kemerdekaan pun diputuskan untuk dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945 dan Ir. Soekarno bertugas untuk membacakan teks proklamasi.
Namun, saat itu cukup sulit untuk mencari kain untuk dijadikanbendera. Hingga akhirnya Hitoshi Shimizu membantu memperoleh kain yang dilewatkan melalui perantara Chairul Basir untuk sampai di tangan Fatmawati.
Pemberian kain tersebut dilakukan melalui gudang Jepang yang terletak di area Pintu Air, Jakarta Pusat. Saat itu, Fatmawati menjahit bendera menggunakan mesin jahit tangan karena tidak diperkenankan untuk menggunakan mesin jahit kaki, Sebab istri Ir. Soekarno ini tengah hamil tua pada saat itu. Saat menjahit Fatmawati pun meneteskan air mata.
Pasca kemerdekaan, Bu Fatmawati cukup prihatin dengan kondisi anak-anak yang terserang TBC. Oleh sebab itu, dirinya bersikeras untuk mendirikan sanitarium khusus anak.
Saat itu, Fatmawati memperoleh dana dari hasil pelelangan peci serta pakaian suaminya sebesar Rp28 juta rupiah yang cukup untuk modal awal pembangunan yayasan rumah sakit, Rumah sakit tersebut terletak di Cilandak dan peletakan batu pertamanya dilakukan pada tanggal 24 Oktober 1954 dan pembangunannya selesai di tahun 1958