Mahasiswa selalu cenderung menunda-nunda pekerjaan dan mengerjakannya di saat-saat terakhir menjelang deadline, Dalam konteks kehidupan akademik, kebiasaan ini sering kali dapat memberikan dampak negatif yang signifikan. Mahasiswa yang terjebak dalam kebiasaan deadliner cenderung menghadapi berbagai konsekuensi yang dapat mempengaruhi performa akademik mereka, tingkat stres, dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Kebiasaan deadliner dapat berdampak negatif pada manajemen waktu dan pengaturan jadwal mahasiswa. Mahasiswa yang terlalu sering menunda-nunda pekerjaan mungkin mengalami kesulitan dalam mengatur waktu dan memprioritaskan tugas-tugas yang harus diselesaikan.
Mereka mungkin kehilangan kontrol atas jadwal mereka dan mengalami kesulitan dalam membagi waktu dengan efisien antara kuliah, tugas, dan kegiatan lainnya. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan, keterlambatan, dan bahkan hilangnya peluang penting dalam perkembangan akademik dan profesional.
Tidak hanya itu, kebiasaan deadliner juga dapat mempengaruhi hubungan sosial dan kerjasama tim. Mahasiswa yang sering menunda pekerjaan cenderung memberikan beban tambahan pada anggota tim atau rekan kerja mereka. Mereka mungkin tidak dapat memberikan kontribusi yang optimal dalam proyek kelompok atau kegiatan ko-kurikuler karena kurangnya waktu yang tersedia untuk berkolaborasi dan berdiskusi.
Dalam upaya mengatasi kebiasaan deadliner, mahasiswa perlu mengembangkan strategi yang efektif untuk meningkatkan produktivitas dan mengelola waktu dengan lebih baik. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan mahasiswa menjadi deadliner, antara lain:
- Menurunkan kualitas tugas
Seorang deadliner adalah individu yang cenderung menunda pekerjaan atau tugas hingga mendekati batas waktu yang ditentukan. Mereka memiliki kecenderungan untuk mengutamakan kecepatan dalam menyelesaikan tugas daripada kualitas tugas yang dikerjakan. Hal ini dapat memiliki dampak negatif pada hasil kerja yang dihasilkan.
Ketika seseorang menjadi deadliner, mereka sering kali merasa terburu-buru dan tertekan oleh batas waktu yang semakin mendekat. Mereka berfokus pada menyelesaikan tugas dengan cepat tanpa mempertimbangkan kualitas pekerjaan yang dihasilkan.
- Gangguan keseimbangan hidup
Seorang deadliner seringkali mengalami gangguan dalam keseimbangan hidup mereka. Mereka cenderung mengorbankan banyak aspek penting dalam hidup mereka hanya untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan dalam waktu yang terbatas. Dalam prosesnya, mereka mengabaikan kebutuhan dan kesejahteraan pribadi mereka yang dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental mereka
- Menimbulkan stres dan kecemasan
Saat seseorang terjebak dalam kebiasaan deadliner, mereka sering kali merasa terburu-buru dan tertekan karena tugas yang menumpuk. Mereka mungkin merasa cemas dan khawatir tentang kemampuan mereka untuk menyelesaikan tugas tepat waktu atau dengan kualitas yang memadai. Perasaan ini dapat memicu reaksi stres yang meliputi peningkatan denyut jantung, pernapasan yang cepat, perasaan gelisah, dan kesulitan tidur.
Cara Mengatasi Kebiasaan Deadline
Kebiasaan deadliner memang sulit dihilangkan, namun bukan berarti tidak bisa diubah. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kebiasaan deadliner, antara lain:
Membuat jadwal dan target. Seorang mahasiswa harus membuat jadwal dan target untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Jadwal dan target tersebut harus realistis dan sesuai dengan kemampuan dan prioritas mereka.
Membagi tugas menjadi bagian-bagian kecil. Seorang mahasiswa harus membagi tugas menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dikerjakan. Hal ini dapat membantu mereka untuk tidak merasa terbebani atau bingung saat mengerjakan tugas.
Mencari bantuan dan dukungan. Seorang mahasiswa tidak harus mengerjakan tugas sendirian. Mereka bisa mencari bantuan dan dukungan dari teman, kelompok belajar, kakak tingkat, atau dosen jika mengalami kesulitan atau permasalahan dalam mengerjakan tugas.
Memberi reward kepada diri sendiri. Seorang mahasiswa harus memberi reward kepada diri sendiri setiap kali berhasil menyelesaikan tugas sesuai dengan jadwal dan target yang dibuat. Reward tersebut bisa berupa hal-hal yang menyenangkan atau disukai oleh mereka, seperti makanan favorit, nonton film, bermain game, atau lain-lain