Pameran seni bertajuk “Cut The Mountain And Let It Fly” karya seniman Eko Nugroho digelar di Galeri ROH Project, Kawasan Gondangdia, ROH Project kembali menggelar pameran seni yang dapat dinikmati tanpa dipungut biaya.
Eko Nugroho (1977) merupakan seorang seniman yang berasal dari daerah Yogyakarta, Indonesia, Selama lebih dari dua puluh tahun sebagai seorang seniman ia memulai dengan membuat graffiti di dinding-dinding jalanan Yogyakarta dan berkolaborasi dengan komunitas seniman muda untuk menerbitkan komik DGTMB yang bisa dicopy secara gratis.
Kemudian secara bertahap mulai memamerkan karyanya dalam pameran formal di ruang seni lokal dan internasional, tanpa menghiraukan batasan antara seni “tinggi” dan “rendah” dalam konteks seni kontemporer.
Kali ini merupakan pameran tunggal karya seniman Indonesia Eko Nugroho yang menampilkan karya berbentuk lukisan, patung, mural, dan masih banyak lainnya.
Pameran seni ‘Cut the Mountain and Let it Fly’ ini, menampilkan seri karya patung baru yang beragam. Termasuk sebuah patung monumental yang menghadirkan ruh percakapan kepada karya-karya kertas, bordir, lukisan, dan mural spesifik-situs yang melingkupi bagian utama ruang galeri ROH.

Akhirnya, ia bekerja dengan bienal internasional dan lembaga untuk menciptakan karya yang lebih luas dengan beragam penonton. Gaya visual ikonik dan sering kali satiris yang digunakan dalam karyanya menggabungkan referensi dari seni jalanan, fiksi ilmiah, dan buku komik, namun menyampaikan pesan dengan nuansa yang halus dan kompleks yang berkembang seiring dengan perkembangan demokrasi muda di Indonesia.
Cut the Mountain and Let Fly adalah pameran karya Nugroho dalam 5 tahun terakhir yang mengangkat isu budaya kontemporer dan situasi sosial-politik yang unik di Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang menjadi demokrasi.
Pameran ini juga mengeksplorasi hakikat dasar manusia yang menjadi inti dari keberadaan kita. Meskipun pameran ini tetap menghadirkan bahasa visual khas Nugroho yang melibatkan UFO, sosok humanoid, mata yang menatap ke berbagai arah, serta ornamen sebagai metafora untuk situasi sosial, terdapat kedewasaan tertentu dalam ekspresi estetika melalui reformulasi konsep estetika sebelumnya.