Patung Buddha berwarna emas menjulang tinggi di Tunjungan Plaza 3 yang mengambarkan Buddha berjalan dengan posisi tangan mudra vitarka, Sang Buddha sedang mengajar murid-muridnya.
Kini Patung itu mencatat rekor MURI sebagai rupang atau arca Buddha tertinggi dalam gedung se-Indonesia yang memiliki tinggi 12,3 Meter dengan diameter 4 meter pada tingkat pertama dan 3 meter pada tingkat di atasnya pada area Tunjungan Plaza Surabaya.
Diinisiasi oleh Young Buddhist Association (YBA), patung yang dibuat dari bahan styrofoam itu dipajang dalam rangka Vesak Festival atau Festival Waisak.
Umat Buddha menggunakan objek candi, daun atau pohon bodi dan stupa untuk bermeditasi. Setelah itu beberapa umat meminta pada pemahat Yunani untuk mewujudkan patung Buddha.
Posisi kaki patung tersebut digambarkan sedang berjalan. Satu kakinya terangkat. Pose itu bercerita bahwa setelah Buddha mencapai pencerahan, ia tidak duduk diam.Tapi mengajarkan segala ajaran kebaikan pada semua mahluk. Ia tak pernah berhenti.
Sedangkan alas patung Buddha itu terdiri dari dua bagian. Terinspirasi dari Candi Borobudur. Bagian atas berisi kisah Lalita Wistara, yang bercerita tentang kisah perjalanan hidup Sang Buddha.
Paling depan Ratu Maya mengandung dan melahirkan Siddharta Gautama. Lalu bagian selanjutnya berisi perjalanan Buddha, hingga mencapai pencerahan.
Alas paling bawah berisi kisah Gandavyuha yang bercerita tentang tokoh Sudhana yang berproses mencari pencerahan dirinya bertemu dengan para dewa, sesama manusia hingga binatang.
Kisah pertemuan itu adalah cermin moderasi beragama, ajaran yang dikembangkan Sudhana untuk semua mahluk.