Kerajinan merupakan warisan yang wajib dilestarikan pada setiap generasi untuk menjadi sebuah karya yang memiliki nilai filosofi yang tinggi di setiap budaya
Seperti warisan kerajinan budaya asal Kabupaten Purwakarta adalah kabupaten terkecil ke dua di Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Purwakarta juga ikut mewarnai ke indahan dunia dengan hasil olahan tanah liat diantaranya Grabah dan cindramata Menong.
Menong memiliki arti perempuan cantik, kulitnya kuning langsat, bibirnya kecil, beralis panjang, dan di kepala terdapat mahkota menyerupai sigar atau mahkota. Sesuai namanya, Menong Purwakarta cantik dan lucu. Apalagi, pakaiannya yang didominasi warna hitam dan merah membuat patung kecil ini nampak menggemaskan.
Menong sediri pertama kali dibuat pada tahun 1980 oleh pengrajin dari desa Anjun bernama Yanto. Setelah sebelumnya ia merantau ke Lampung dan ke beberapa daerah di Indonesia yang pada akhirnya ia pulang lagi ke Purwakarta.

Ornament pakaian adat yang ada di Lampung dan daerah-daerah yang pernah disinggahinya, serta mendalami karakteristik sosial budaya di Purwakarta,Menariknya, pakaian dan aksesoris Menong terispirasi dari pakaian adat daerah-daerah di Indonesia, mahkota Menong terispirasi dari Sunger Lampung.
Motif pakaiannya juga terinspirasi dari pakaian adat perempuan suku Dayak, Kalimantan bernama Sapei Inoq dan Ta’a dengan hiasan bunga kamboja terinspirasi dari bunga yang selalu disematkan pada telinga penari Pendet atau Legong Bali.
Begitupula bunga Melati sebagai bunga nasonal Indonesia. Selain itu, ternyata rumbai-rumbai tali serat yang menyerupai rok pakaian tradisional dari Papua. Tak ayal, Menong sering disebut “Menong Nusantara”.