Pulau Dewata terkenal dengan seni dan budayanya yang masih kuat dan terawat berbagai jenis seni dan budaya yang keberadaannya erat kaitannya dengan leluhur kerajaan di Bali kuno, Salah satu warisan seni tersebut adalah lukisan klasik Wayang Kamasan.
Lukisan ini dikembangkan di Desa Kamasan, Kabupaten Klungkung, Bali. Menurut informasi, kesenian ini juga dijadikan warisan budaya takbenda milik Indonesia yang terdaftar sebagai Warisan Budaya Takbenda (ICH) UNESCO.
Seni lukis klasik di Bali sudah dikenal sejak abad ke-14 dan mulai berkembang pesat saat Dalem Waturenggong memerintah Kerajaan Gelgel pada pertengahan abad ke-16. Pulau Bali, pesisir Jawa Timur, Lombok dan Sumbawa merupakan bagian dari Kerajaan Bali atau disebut Kerajaan Gelgel yang memerintah dari abad ke-14 sampai abad ke-16. abad Dinasti Kepakisan.
Dalem Waturenggong, cucu Sri Kresna Kepakisan yang sangat tertarik dengan seni budaya. Pada masa pemerintahannya, seni dan budaya di Bali berkembang sangat pesat. Ia membangun pusat kerajaan khusus di bagian utara Gelgel, atau khususnya desa Paket, untuk mengurusi seni, budaya, pendidikan dan agama.
Setelah pusat seni budaya ini dibangun, masyarakat Kerajaan Gelgel banyak menciptakan seni budaya yang diwariskan secara turun-temurun. Hingga kini, beberapa karya tersebut masih eksis, salah satunya adalah lukisan klasik Wayang Kamasan.
Keberadaan yang tak tertandingi membuat lukisan Wayang Kamasan didaftarkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh Kabupaten Klungkung. Menurut heritagecultural.kemdikbud.go.id, aplikasi ini telah disetujui oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Republik Indonesia pada tanggal 1 Januari 2013 di bidang keterampilan dan kerajinan tradisional provinsi Bali.
Lukisan Wayang Kamasan masuk dalam 10 kandidat UNESCO Intangible Cultural Heritage (ICH) tahun 2022 yang didaftarkannya kesenian ini sebagai Warisan Budaya Takbenda, maka sangat diperlukan upaya pemerintah dan masyarakat untuk melestarikan keberadaan lukisan Wayang Kamasan. Saat ini, di desa Kamasan, anak-anak desa dilatih sejak kecil untuk melukis dan melindungi lukisan Wayang Kamasan.
Dukungan pemerintah untuk menjadikan Desa Kamasan sebagai Pusat Seni Budaya Kabupaten Klungkung akan sangat membantu dalam mengadaptasi dan mengoptimalkan kemampuan desa.