Rangkaian peringatan HUT BKOW dan Hari Kartini,BKOW mengadakan kegiatan sosial untuk mencegah kejadian stunting yang diperlukan upaya serius untuk mengatasi angka stunting pada tahun 2030.
Bertempat di kantor Wantilan kantor pusat kabupaten Payangan, aktivisme tersebut bertujuan untuk mendorong pemberdayaan peran perempuan dan pemerataan kepedulian untuk mempercepat berakhirnya degradasi wilayah Bali.
Tjokorda Putri Hariyani Ardhana Sukawati (Ibu Cok Ace) selaku Ketua Badan Kerja Sama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Bali, melakukan kegiatan sosial berbasis pemberian pelatihan pencegahan KDRT dan mengakhiri kegiatan road show di kantor tata usaha. kabupaten/kota di Bali.
Ibu Cok Ace dalam sambutanya menyampaikan bahwa kegiatan ini digelar untuk memperingati 60 tahun BKOW dan Hari Kartini tahun 2023.
Dalam kegiatan ini,BKOW memperhatikan upaya menghentikan perlambatan suku bunga di wilayah Bali yang sangat penting karena terkait dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan juga upaya penurunan angka stunting membutuhkan keterlibatan keluarga dan kelompok masyarakat, khususnya kelompok perempuan.
Dalam kasus ini perlambatan membutuhkan langkah-langkah khusus dan sensitif, Intervensi sensitif ditujukan untuk wanita muda, pengantin wanita, wanita hamil, ibu menyusui dan anak kecil dengan perlambatan tersebut harus dihindari secepatnya. Mereka mulai dengan melatih kelompok remaja putri untuk menjaga kesehatan reproduksi melalui pola makan dan gaya hidup sehat.
Selain itu, kemungkinan pemeriksaan kesehatan calon pengantin juga bisa mencegah terjadinya kemandulan, Nantinya intervensi sensitif diterapkan pada ibu hamil, memperhatikan makanan dan rajin memeriksakan diri di titik-titik kesehatan. Setelah anak lahir, tumbuh kembangnya harus rutin dirawat di Posyandu.
Pada bagian kedua membahas kesetaraan gender yang erat kaitannya dengan pencegahan yang menyatakan bahwa penerapan kesetaraan gender dalam keluarga berdampak positif pada model pengasuhan di mana ayah dan ibu berperan aktif.
Selain itu, kemungkinan pemeriksaan kesehatan calon pengantin juga bisa mencegah kelambatan. Nantinya, intervensi sensitif diterapkan pada ibu hamil, memperhatikan makanan dan rajin memeriksakan diri di titik-titik kesehatan.
Pada bagian kedua ini juga membahas kesetaraan gender yang erat kaitannya dengan pencegahan rem bahwa penerapan kesetaraan gender dalam keluarga berdampak positif pada model pengasuhan di mana ayah dan ibu berperan aktif.
Selain keluarga, peran aktif semua pihak sangat penting dalam mencegah dan mengurangi kecacatan. Untuk itu ia mengajak organisasi perempuan yang tergabung dalam Forum GOW Kabupaten/Kota untuk berperan aktif dalam menciptakan generasi yang bebas dari stunting, cerdas dan tangguh.