Kurang dari dua minggu seluruh umat Islam akan menyambut datangnya kembali bulan Ramadhan,Selama bulan suci ini umat Islam akan melaksanakan ibadah puasa yakni tidak makan dan minum serta menahan hawa nafsu.
Sebelum memasuki ramadhan berbagai tradisi sebelum puasa di Indonesia yang masih dilestarikan sampai sekarang yang pada umumnya untuk sebagian masyarakat akan berkumpul dengan keluarga dan sanak saudara yang diisi dengan kegiatan makan bersama.
Namun bukan hanya ssekadar makan bersama tetapi momentum tersebut digunakan untuk silaturahmi dan bermaaf-maafan sebelum menjalankan ibadah puasa yang bertujuan agar umat Islam maksimal menjalankan ibadah puasa dengan hati yang bersih.
Seperti yang dilakukan masyarakat Aceh dengan tradisi Meugang yang merupakan tradisi memasak daging sehari sebelum Ramadhan atau sebelum Idul Fitri dan sebelum Idul Adha.Masyarakat Aceh memasak daging secara ramai-ramai kemudian menyantapnya bersama-sama keluarga hingga tak jarang mereka pun turut mengundang tetangga, anak yatim, dan fakir miskin untuk bersama-sama menikmati hidangan yang sudah dilakukan turun menurun sejak tahun 1907 saat Sultan Iskandar Muda memimpin Kerajaan Aceh Darussalam.
Kemudian tradisi megengan merupakan tradisi menyambut Ramadhan yang berasal dari Jawa Timur yang memiki makna berasal dari kata megeng dalam bahasa Jawa yang menahan yang di bertujuan untuk setiap orang dapat menahan diri dari segala hal yang membatalkan ibadah puasa, seperti lapar, haus, serta hawa nafsu.

Tradisi megengan dilakukan dengan kenduri atau selamatan di masjid atau mushola,Maka Setiap warga membawa makanan yang akan dibagikan.
Makanan khas megengan adalah kue apem yang berasal dari kata bahasa Arab yakni afwan yang berarti maaf atau ampunan sebagai simbol permohonan ampun kepada Tuhan YME sebelum Ramadhan.
Malamang adalah tradisi turun temurun Minangkabau Sumatera Barat dengan memasak lamang (makanan tradisional Minangkabau) bersama-sama.
Masyarakat Minangkabau memakan lamang bersama keluarga dan sanak saudara. Selain menjelang Ramadhan, malamang juga dilakukan pada hari-hari besar umat Islam lainnya seperti hari raya, kelahiran Nabi Muhammad SAW, peringatan Isra Miraj, dan lainnya.
Tradisi turun temurun ini dapat ditemukan di seluruh Nagari di Sumatera Barat, antara lain Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang, Padang Pariaman, serta daerah lainnya, Dalam juga malamang warga bergotong royong dengan bertugas mencari bambu sebagai tempat adonan ketan, mencari kayu bakar, mempersiapkan bahan masak seperti ketan, daun pisang, santan, dan lainnya.