Masyarakat Bali telah disibukkan dengan persiapan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945 yang akan jatuh pada tanggal 20 Maret 2023. Semua umat beragama Hindu akan mengendalikan diri dengan tidak berpergian, tidak bekerja, melakukan puasa dan menghindari aktivitas yang dapat mengotori raga selama 24 jam, dan tanpa listrik dimulai pukul 6 pagi hingga 6 pagi keesokan harinya (tanggal 21 Maret 2023).
Serangkaian upacara adat dan juga persiapan pembuatan Ogoh-Ogoh telah dilakukan hari demi hari,Selain masyarakat Bali yang dikenal memiliki banyak kerajinan seperti rotan, patung, gebyok (pintu kayu dengan ukiran khas Bali), mereka biasanya menyiapkan satu hingga dua bulan sebelum hari raya Nyepi datang untuk membuat Ogoh-ogoh.
Ogoh-ogoh merupakan karya seni patung yang dibuat oleh masing-masing Banjar, Ogoh-Ogoh dalam kebudayaan Bali menggambarkan kekuatan alam semesta atau roh jahat yang disebut Bhuta Kala. Dalam wujudnya, Bhuta Kala digambarkan sebagai sosok yang besar, menakutkan. Kebanyakan Ogoh-ogoh ditampilkan seperti sosok mitologi magis.
Ogoh-ogoh sendiri biasanya terbuat dari sterofoam, bambu, kayu, koran bekas, kawat aluminium, besi Batangan untuk kerangka dan semakin majunya teknologi bahkan di Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944, pada 2022 lalu Ogoh-ogoh dapat bergerak di bagian sayapnya seperti Ogoh-ogoh yang dibuat oleh Banjar Tainsiat bersama Sekaa Teruna Yowana Saka Bhuwana Br. Tainsiat.
Fungsi Ogoh-ogoh yaitu menjadi sebuah media yang akan diarak beramai-ramai keliling desa pada senja hari Pangrupukan(hari pengusiran Bhuta Kala) setelah dilakukan upacara mecaru di rumah masing-masing, sehari sebelum Hari Raya Nyepi.
Selesai acara mengarak Ogoh-ogoh di desa dengan musik gamelan Bali, Ogoh-ogoh akan dibakar, hal ini memiliki makna dan harapan agar dunia kembali menjadi bersih dan bebas dari segala hal buruk dan roh jahat yang ada serta agar masyarakat dapat melaksanakan hari raya Nyepi dengan tenang.