Banyak dokter yang menuliskan resep obat dengan tergesa-gesa sehingga para pasien yang mendapatkannya atau bahkan apoteker sangat sulit memahami apa yang mereka tulis.
Memahami masalah ini telah ada selama beberapa dekade dan banyak perusahaan teknologi telah berusaha menyelesaikannya dengan sedikit atau tanpa hasil,Google rupanya tidak mau ketinggalan dalam mencoba mencari solusi untuk masalah ini.
Dilansir TechCrunch sekarang Google mencoba untuk menerjemahkan teks-teks yang tak terbaca itu. Raksasa pencarian itu mengumumkan dalam konferensi tahunannya di India pada Senin, 19 Desember 2022, bahwa mereka bekerja sama dengan apoteker untuk mencari cara menguraikan tulisan tangan dokter.
Saat ini fitur tersebut masih merupakan prototipe penelitian dan masih belum ada pemberitahuan kapan akan dirilis ke publik. Keberadaan fitur yang akan menjadi bagian Google Lens tersebut memungkinkan pengguna untuk mengambil gambar resep atau mengunggahnya dari perpustakaan foto.
Menurut demonstrasi yang dilakukan petinggi Google, setelah gambar diproses, aplikasi mendeteksi dan menyorot obat-obatan yang disebutkan dalam catatan.
Tindakan sebagai teknologi bantuan untuk mendigitalkan dokumen medis tulisan tangan dengan menambah manusia dalam lingkaran seperti apoteker,” jelas perusahaan dalam sebuah pernyataan. “Namun tidak ada keputusan yang akan dibuat hanya berdasarkan output yang disediakan oleh teknologi ini.”
Menurut laporan Scrubs Magazine, tulisan tangan yang berantakan dalam dunia medis menjadi perhatian utama. Sebuah studi pada 2006 dari National Academies of Science’s Institute of Medicine melaporkan sekitar 7 ribu orang terbunuh setiap tahun karena tulisan tangan dokter yang tidak terbaca. Dan sekitar 1,5 juta orang Amerika terluka akibat kesalahan dengan obat resep mereka.
Tetapi stigma bahwa tulisan tangan dokter selalu buruk hanyalah sebuah mitos belaka. Sebuah studi tahun 1996 yang diterbitkan di National Library of Medicine tidak menemukan perbedaan tulisan tangan dokter dibandingkan dengan non-dokter.