Kuliner mememiliki daya tarik tersendiri bagi para pecintanya yang termasuk dalam kuliner jajanan tempo doeloe sepertinya semakin digandrungi oleh pencinta kuliner nusantara. Setelah tren kue cubit, masyarakat Indonesia kembali disuguhkan tren jajanan tradisional dengan varian yang lebih modern dan tentunya menggugah selera.
Bukan tanpa sebab, tren jajanan tradisional ini sudah diprediksi oleh para ahli kuliner nusantara, salah satunya Chef Astrid Enricka. Menurutnya, di tahun 2018 ini, masyarakat Indonesia akan mengeksplorasi lebih banyak lagi makanan-makanan tradisional dari berbagai daerah, termasuk jajanan jadul yang hampir terlupakan.
Seperti Cilor merupakan akronim dari ‘aci telor’. Kudapan ini terbuat dari tepung aci yang telah direbus, lalu dipotong berbentuk dadu kecil-kecil sebelum akhirnya digoreng dengan adonan telur yang sudah dikocok hingga merata. Untuk menambah cita rasanya, para pedagang kaki lima biasanya akan menambahkan bumbu penyedap seperti bubuk keju, bubuk cabai dan masih banyak lagi. Bagi para pencinta makanan pedas, Anda bisa menambahkan saus cabai untuk menambah sensasi pedasnya. Harga makanan ini juga relatif murah yakni, Rp1.000 per potong.
Sesuai dengan namanya, maklor merupakan akronim dari ‘makaroni telor.’ Proses pengolahan camilan ini pada dasarnya sama dengan cilor, yang membedakan hanya bahan dasar yang digunakan. Jika cilor berbahan dasar aci, maklor menggunakan makaroni yang telah direbus kemudian digoreng dengan adonan telur. Dari segi rasa, maklor memang menyuguhkan cita rasa gurih yang sangat khas dibandingkan cilor. Harganya pun memang sedikit lebih mahal yakni, Rp2.000-Rp3.000 per potong.