Presiden Jokowi dan Presiden Uni Emirat Arab Mohamed Bin Zayed Al-Nahyan telah meresmikan Masjid Sheikh Zayed dengan melakukan cocok tanam pohon Sala yang dikenal sebagai cikal bakal atau asal usul untuk sebutan Solo.
Dengan berbagai pendapat yang menyebut bahwa daerah tersebut dinamai Solo karena memiliki banyak pohon Sala, Selain pendekatan taksonomi juga perlu pendekatan lain misalnya sosiologis karena nama Sala selain merujuk kepada nama pohon juga kepada seorang tokoh desa perdikan yaitu Kyai Gedhe Sala.
Disampaikan Pengageng Keraton Solo KGPH Adipati Dipokusumo, asal nama Desa Sala masih menjadi perdebatan karena tidak ada literatur yang benar-benar menyebutkan asal mula desa itu.
Kemungkinan besar nama desa di masa lalu diambil dari tanaman yang menjadi penanda desa,Seperti yang umum terjadi di masyarakat Jawa yaitu Sanasewu, Kleca, Karangasem, Mojosongo, Pucangsawit, Kedung Lumbu, Kedawung, dan Semanggi.
Bahkan tidak mudah untuk memastikan pohon mana yang disebut Sala yang menjadi cikal bakal nama Desa Sala,Bisa jadi yang dimaksud pohon Sala yaitu kepel watu, kleca, sawo kenitu (strapel), dan kuntobima.
Namun, yang diyakini masyarakat Solo sebagai pohon Sala yaitu pohon kepel watu yang berada di Sitihinggil Ler, kompleks Keraton Solo dengan jenis pohon yang terkait dengan nama Sala yaitu Shorea robusta, Couroupita guanensis, Pinus merkusii shorea robusta berwujud besar, selalu hijau, tinggi mencapai 40 meter dengan diameter 100 cm.