Industri kreatif yang kian memberikan solusi atas kebutuhan keseharian masyarakat dengan cepat dan praktis dalam mengkomodir kebutuhan, Seperti perusahaan rintisan (startup) otomotif yang memperkenalkan produk Buyback sebagai layanan penjualan mobil sementara dengan opsi pembelian kembali bagi showroom mobil bekas di Indonesia sebagai solusi perputaran stok inventori.
Produk Buyback merupakan showroom mobil bekas yang mendapatkan sumber dana dan pendapatan yang lebih baik melalui pemanfaatan stok inventori yang biasanya menumpuk, Dengan menjual sementara kendaraan yang ada di inventori mereka sedangkan showroom dapat membeli stok mobil lainnya yang sesuai dengan minat atau kebutuhan terkini pasar.
Skema ini memungkinkan showroom melakukan usaha yang lebih fleksibel, cepat, dan efisien yang selanjutnya Buyback memperbolehkan showroom membeli kembali kendaraan bekas yang telah dijual sebelumnya sesuai waktu yang diinginkan untuk memaksimalkan nilai ekonomis dari aset yang dimiliki dengan berbasis hubungan jual-beli, layanan Buyback yang dapat diakses semua kalangan showroom mobil bekas.
Pandu Adi Laras selaku EO & Co-Founder Broom menjelaskan bahwa keterbatasan akses finansial dan manajemen inventori adalah beberapa masalah utama yang dihadapi oleh bisnis konvensional seperti seperti showroom mobil bekas untuk mengembangkan bisnisnya secara optimalnya, Dengan hadirnya produk Buyback ini broom berharap dapat memberikan solusi fleksibel bagi para pemilik showroom untuk memaksimalkan potensi sumber daya serta dan cash flow untuk mengembangkan bisnis mereka.
Berdasarkan data BPS yang ada pertumbuhan kendaraan penumpang dari 2018 – 2020 mencapai 6.5%, Melihat tren tersebut Broom optimis pasar mobil bekas akan terus tumbuh, sejalan dengan peningkatan jumlah showroom yang kini mencapai 40,000 di seluruh Indonesia.