Pergeseran atau dislokasi tulang leher (cervical vertebrae) terjadi ketika posisi ruas tulang leher bergeser atau keluar dari sendi. Dalam kondisi tertentu cedera ini dapat berakibat fatal, seperti kelumpuhan hingga kematian.
Leher manusia memiliki sifat fleksibilitas gerak, kelenturan tersebut ada batasnya sehingga ruas tulang leher lebih rentan terhadap cedera.
Cedera tersebut melebihi kapasitas yang bisa dilakukan oleh setiap ruas akibatnya fungsi pengaman dari masing-masing ruas itu bisa jebol. Kalau fungsi pengamannya rusak, baik sendi maupun ligamen, maka ruas tersebut bisa bergeser antara satu ruas dengan ruas lainnya.
Tulang leher terdiri dari tujuh ruas yang dinamakan C1 hingga C7, yang menghubungkan bagian tengkorak dengan ruas tulang belakang. Letaknya tepat di depan sumsum tulang belakang. Fungsi tulang leher harus didukung oleh sendi, otot, tendon, dan ligamen, agar dapatmenopang beban kepala.
Ruas tulang leher dapat menimbulkan risiko fatal karena daerah tersebut dekat dengan sistem saraf yang menghubungkan fungsi ekstremitas atau anggota gerak pada tubuh, dari atas hingga bawah.
Selain mendukung fungsi anggota gerak, sistem saraf juga mendukung fungsi otot pernapasan, keringat, buang air besar, hingga buang air kecil. Seluruh fungsi tersebut dikomando dari otak kemudian diteruskan hingga ke bawah melalui sumsum saraf tulang belakang.