Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebut total sampah nasional pada 2021 mencapai 68,5 juta ton. Dari jumlah itu, sebanyak 17 persen, atau sekitar 11,6 juta ton, disumbang oleh sampah plastik.
Di Indonesia sampah saat ini dapat diatasi dengan cara Pengelolaan Sampah yang Berkelanjutan dengan sirkulasi Ekonomi yang mendepankan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan dapat menjadi jawaban atas Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijkan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
Dengan semangat yang sama dan bersamaan dengan program Kampung Bahari Nusantara TNI Angkatan Laut, Puri Ageng Blahbatuh Bali melalui program Mulung Parahita berkolaborasi dengan TNI AL RI dengan dukungan penuh Le Minerale berinovasi menciptakan Ekosistem Penanganan Lingkungan yang menggerakkan desa-desa pesisir untuk bersama-sama menjalankan pengelolaan sampah berbasis sumber secara digital dan mewujudkan ekonomi sirkular.
Dengan adanya kegiatan bertajuk
The Rising Tider yang merupakan kegiatan gerakan lingkungan yang berfokus untuk mendorong aksi kerja sama berbagai pihak dalam menciptakan ekosistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan dari sumbernya (rumah tangga), merupakan Solo Triathlon sepanjang 1293 km dalam 30 hari dari Bali menuju Jakarta dari tanggal 18 Juli 2022 sampai 17 Agustus 2022.
Ronald Atmadja selaku Direktur Sustainability Mayora Group menjelaskan bahwa edukasi masyarakat tentang sampah adalah salah satu poin penting dalam penyelamatan lingkungan, Dengan Edukasi ini adalah vital untuk membuat negara Indonesia bebas sampah yang menjadi bagian dari ekonomi sirkular.
Le Minerale yang merupakan bagian dari Mayora Group terus melakukan Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional melalui aksi mereka berkomitmen untuk menciptakan produk yang sehat, aman serta berperan menjaga lingkungan.
Lewat gerakan ini kami mau menarik perhatian bahwa ada gerakan akar rumput dari Bali secara khusus dan Indonesia secara umum, Bahwa kita tidak mau mewariskan sampah ke generasi berikutnya.
Solo Triathlon ini dilaksanakan oleh Peserta utama Triathlon, Muryansyah dan pengiring peserta. Triathlon ini terdiri dari bersepeda 135 Km (Puri Ageng Blahbatuh – Pelabuhan Gilimanuk); renang
5 Km (Pura Segara Rupek – Pantai Watudodol) dan lari
1153 Km (Pangkalan AL Banyuwangi – Monumen Nasional, Jakarta).
Supardi, S.E, M.B.A. CHRMP selaku Komandan Lantamal V, Laksamana Pertama TNI menjelaskan bahwa setelah hari ini rombongan akan menuju ke tujuan berikutnya,Kami juga akan menyertakan beberapa prajurit TNI dari Lantamal V di 5 km pertama yang bukan sekedar lari tapi kampanye itu adalah masalah lingkungan.
The Rising Tide sendiri adalah gerakan Peduli Lingkungan Solo Triathlon yang dihelat Mulung Parahita, Muryansyah Founder Mulung Parahita dan seorang Solo Triathlon melakukan lari dari Bali ke Jakarta sepanjang 1.293 km selama 30 Hari, dan ditambah dengan berenang menyeberangi Selat Bali.
Aksi Peduli Lingkungan yang didukung Le Minerale ini diselenggarakan dalam memerangi polusi sampah di Indonesia. Langkah tidak akan mudah dan penuh tantangan dengan segala rintangan yang membentang dalam penyelamatan lingkungan. Kegiatan strategis ini juga dalam rangka mengisi rangkaian kegiatan Presidensi G20 dan menunjukan komitmen Indonesia untuk mengelolah sampah, khususnya sampah plastik melalui pendekatan Ekonomi Sirkular yang berbasiskan platform digital.