Ibadah puasa Ramadan membuat perubahan pola makan untuk beberapa orang, perubahan waktu pola makan terkadang dapat memicu munculnya gejala Maag,Gejala Maag ditandai dengan sakit perut, mual, kembung, nyeri ulu hati, dada perih dan sering bersendawa, Munculnya gejala maag dapat mengganggu kegiatan berpuasa.
Khusus bagi penderita radang lambung (gastritis) atau maag akut yang harus menjalakan ibadah puasa, Kalian jangan khawatir dan jangan terjebak mitos bahwa penderita gastritis tidak boleh puasa karena puasa bikin gastritis makin parah karena Lembaga riset mikrobiota itu mengungkapkan, detensi (keberadaan) makanan dalam lambung dan usus menstimulasi sel G memproduksi Gastrin.
Pada gilirannya gastrin menstimulasi sel Parietal lambung memproduksi asam lambung dengan waktu lambung kosong lebih panjang ketika orang berpuasa, Artinya produksi gastrin dan asam lambung lebih sedikit pada orang yang berpuasa. Jika asam lambung menjadi tidak berlebihan, maka gastritis akan mereda.
Maka diperlukan probiotik dalam lambung menstimulasi produksi prostalglandin yang diperlukan adalah hormon yang diperlukan oleh sel Goblet untuk memproduksi mucin atau lendir dengan mencegah dinding lambung dari gerusan asam dan pepsin.
Banyak penyebab produksi asam lambung berlebihan yang menjadi penyebab gastritis. Yaitu makanan atau minuman yang teralu asam, pedas, kopi, alkohol, obat antiinflamasi seperti NSAID, obat rematik dan stres yang berlebihan.
Para penderita penyakit maag akut disarankan untuk mengkonsumsi lebih banyak karbohidrat, Pasalnya perut dalam keadaan kosong lebih lama selama sehari sampai menjelang berbuka dengan mengonsumsi lebih banyak karbohidrat pada saat sahur, tidak akan merasa cepat lapar.
Bagi masyarakat yang menderita maag namun menjalankan ibadah puasa lebih baik mengonsumsi makanan kaya serat pada saat sahur. Seperti nasi merah, biji-bijian, roti gandum, buah, sayur, dan kacang-kacangan.