Mulainya bulan Ramadhan mulai dipertanyakan oleh umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia dengan penetapan Ramadan 1443 Hijriah yang masih menimbulkan tanda tanya lantaran pemerintah belum secara resmi mengumumkannya lantaran menunggu hasil sidang isbat.
Berbeda dengan pemerintah, PP Muhammadiyah telah menetapkannya tanggal pasti dimulainya ibadah puasa di bulan Ramadhan. Hal ini karena PP Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal.
Sidang Isbat penentuan awal puasa Ramadan 1443 Hijriah akan digelar oleh Kementerian Agama secara hybrid yang akan digelar di Audiitorium HM. Rasjidi Kemenga Jalan MH. Thamrin, Jakarta pada hari Jum’at 1/4 2022.
Dalam menentukan permulaan Ramadan dan Idul Fitri 1443 H, Kemenag akan menggunakan 2 cara yaitu hisab dan juga rukyatul hilal, Cara penentuan awal puasa ramadhan dan Idul Fitri oleh Kemenag dilakukan dengan perhitungan matematis dan astronomis ditambah juga dengan pengamatan langsung terhadap penampakan bulan yang kemudian hasilnya akan diumumkan setelah sidang isbat.
Sidang isbat akan melibatkan Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kementerian Agama, duta besar negara sahabat, dan perwakilan ormas Isla, Sidang ini juga akan melibatkan perwakilan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan undangan lainnya.
Sifat utama sidang isbat adalah musyawarah yang menentukan hasil dalam sidang itu merupakan kesepakatan antara masing-masing ormas Islam yang diwakili oleh utusan masing-masing.
Pemaparan posisi hilal awal Ramadan 1443 H dilakukan oleh Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag mulai pukul 17.00 WIB secara terbuka dan disiarkan melalui live streaming. Posisi hilal tersebut berdasarkan hasil hisab (perhitungan astronomi)
Pelaksanaan sidang isbat penetapan awal Ramadan 1443 Hijriah, Bagian ini digelar secara tertutup setelah salat Magrib. Sidang isbat akan merujuk pada data hisab (informasi) dan hasil rukyatul hilal (konfirmasi) yang dilakukan Tim Kemenag di seluruh Indonesia.