Air merupakan salah satu hal terpenting yang dibutuhkan seluruh makhluk hidup, Mengerti hal beberapa orang memiliki keinginan khusus untuk menjaganya yang akhirnya membuat adanya Hari Air Sedunia yang dirayakan setiap tahunnya pada tanggal 22 Maret.
Dalam memperingati Hari Air Sedunia Puluhan aktivis lingkungan yang tergabung dalam Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton) memperingati hari air dengan mensosialisasikan kampanye penolakan plastik sekali pakai dengan membentangkan sekitar 13 poster bertuliskan, “Aku Rela Kau Cemari Tapi Jangan Sungaiku”, “Cintai Sungaimu Setulus Cintamu Padaku”, “Hargai Kualitasmu dengan Menghargai Air”, “Sungai Bebas Sampah Sachet”, “Aksi Brantas”.
Tentu Kampanye yang dibuat para aktivis ini berdasarkan hasil penelitian dan informasi yang telah dilakukan oleh Arum Wismaningsih dari Ecoton yang tumpukan sampah plastik sebanyak 200 lembar ditemukan di Sungai Brantas hingga Kali Surabaya yang menyebabkan kualitas air di Kali Surabaya mengalami penurunan, Penurunan kualitas ini juga dipengaruhi oleh limbah domestik maupun limbah non domestik di aliran air masuk ke Kali Surabaya.
Rizki Akbar selaku Koordinator Aksi menjelaskan bahwa kita mengharapkan kepada semua masyarakat dan pemerintah untuk menghimbau agar dengan adanya fakta dan situasi yang ada terhadap krisis air bersih di Indonesia yang dari tahun ke tahun semakin turun dengan persentase sebesar 15- 35 persen per kapita.
Selain krisis air bersih adanya pencemaran terhadap sampah plastik yang ditemukan seperti plastik sachet menjadi fokus para aktivis lingkungan saat ini yang banyak ditemukan adalah sampah sachet dari minuman seperti kopi dan jus sebesar 21 persen dan juga sachet shampo hingga deterjen.
Sampah plastik sachet yang terakumulasi di lingkungan perairan tersebut kemudian hanyut dan tertumpuk di bantaran sungai akan mencemari air sungai yang dimanfaatkan sebagai bahan baku air PDAM hingga sampah sachet yang bertumpuk akan mengalami degradasi menjadi masalah baru yaitu terbentuknya mikroplastik.
Mikroplastik adalah bagian terkecil dari plastik yang telah mengalami degradasi dan berukuran (mikroskopis) yaitu <5 mm dengan kelimpahan tertinggi mikroplastik berada di permukaan sungai pada titik Driyorejo (13,33 partikel/m3).
Tentu dengan adanya aksi dari kami ini berharap dapat diaplikasikan kepada semua masyarakat untuk lebih peka terhadap lingkungan dengan memulai pada diri sendiri dan mengingatkan kepada orang lain.