Hujan deras mengguyur seluruh wilayah Surabaya pada siang hari ini akan tetapi sebagian wilayah Kota Pahlawan dilanda fenomena hujan butiran air yang mengkristal atau disebut dengan hujan es yang terjadi pada jam 15.00.
Badan Meteorologi,Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Klas I Juanda telah menerima laporan hujan es tersebut, Sekaligus menjelaskannya bahwa penyebabnya ialah awan cumunolimbus.
yang memang dapat menghasilkan hujan es.
Prosesnya terjadi ketika aliran udara ke bawah atau downdraft dari awan cumulonimbus yang cukup tinggi dan kemudian didukung suhu permukaan dan daratan yang cukup dingin, Maka terjadilah pengkristal air ini.
Awan cumulonimbus juga dikenal sebagai thunderheads atau kepala petir karena bentuknya yang unik menyerupai jamur.
Saat tetesan air yang terionisasi di awan saling bergesekan, maka di jantung awan cumulonimbus ini akan muncul kilatan-kilatan. Muatan statis yang terbentuk itu menciptakan petir.
Awan Cumulonimbus yang relatif tinggi dengan ketinggian sekitar 8-9 kilometer dengan suhu puncak awan bisa mencapai -69 hingga -100 derajat celcius. Selain itu, juga karena nilai reflektivitas awan penghujan pada citra radar relatif tinggi, pada kejadian hujan es di Surabaya nilai reflektivitasnya sekitar 50-20 dBZ.