Kesenian Wayang Kulit telah ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda pertama Indonesia dalam kategori Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity pada tahun 2003.
Wayang kulit adalah kesenian dengan menggunakan bentuk karakter mitologi yang biasanya dibuat dengan menggunakan lembaran kulit binatang (kerbau atau sapi) yang dikeringkan dan menjadi sebuah kesenian Tradisional yang hingga kini terus diwariskan.
Memahami hal tersebut Seorang pemuda asal Malang, Jawa Timur memiliki kemauan untuk terus berkarya. Ia adalah Febri Aminanto yang mengembangkan usaha wayang kulit mini.
Menariknya, karya-karya yang dihasilkan pemuda yang tinggal di Kelurahan Merjosari itu ternyata berkat belajar melalui otodidak yang ditekuninya.
Selama hampir 10 tahun, Febri Aminanto telah membuat berbagai jenis wayang kulit yang dipesan pembeli kepada dia. Awalnya, dia mengaku kesulitan menjual hasil karyanya dan sering menjualnya di acara Car Free Day (CFD) di sekitar Stadion Gajayana dan pada acara wayangan.
Berawal dari pengalaman berjualan di event wayangan dan CFD akhirnya Febri Aminanto memiliki banyak pelanggan setia, Dari pelanggan itulah Febri Aminanto tetap bisa eksis berjualan wayang kulit mini hingga saat ini.
Dalam tiga hari biasanya dirinya dapat bisa membuat 15 wayang kulit mini dengan harganya beragam yang tergantung ukuran dan kesulitan dalam pembuatan wayang kulit mini.
Seperti wayang kulit jenis gantungan kunci dijual Rp 10 ribu per biji wayang kulit ukuran 25 cm Rp 30 ribu. Sedangkan ukuran 45 cm antara Rp 100 sampai Rp 150 ribu.
Selain bisa membuat wayang mini, dirinya juga bisa membuat wayang dengan ukuran standar akan tetapi untuk wayang ukuran standar harganya terbilang cukup mahal, sehingga pesanan sangat jarang.