Kampung Peneleh telah dikenal dengan berbagai macam tempat penyimpanan segudang peninggalan sejarah mulai dari penemuan sumur tertua, rumah Presiden Soekarno, masjid tertua hingga makam Belanda Peneleh.
De Begraafplaats Soerabaia atau yang lebih dikenal dengan makam Belanda Peneleh adalah komplek pemakaman kolonial Belanda yang telah diresmikan sejak 1 Desember 1847.
Makam seluas 6,4 hektar ini turut menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi pejabat Hindia dan menjadi bukti arkeologis tertua di Surabaya terutama masa kolonial.
Terlihat ketika berkunjung ke Makam Belanda Peneleh memiliki sejumlah keunikan, salah satu bentuk yang mencolok adalah bentuk-bentuk nisan di pemakaman ini yang didesain modern dengan konsep data dan terbagi beberapa klaster yang dibagi menurut pangkat, jabatan dan keluarga untuk menandakan tingkat diskriminasi sosial yang tinggi pada jaman kolonial.
Makam Peneleh ini merupakan saksi bisu kemewahan penjajahan yang dibuktikan dari ornamen-ornamen yang ada di pemakaman.
Pada zaman dahulu upah prosesi yang menunjukan kemewahan penjajahan di jaman kolonial yaitu adanya parade pemakaman, Parade jenazah yang dinaikan menggunakan kereta kuda dengan perhitungan semakin banyak kuda yang digunakan menunjukan tingginya pangkat jenazah yang akan dimakamkan.