Pemberlakuan PPKM dalam menekan angka penyebaran virus Covid-19 yang hingga kini belum usia telah membuat masyarakat harus beradaptasi dengan situasi saat ini, Dengan melakukan berbagai kegiatan yang dilakukan didalam rumah.
Selama berada didalam rumah banyak sekali kegemaran baru yang dilakukan masyarakat yang akhirnya memberikan dampak positiful untuk meningkatkan imunitas tubuh, Salah satu kreasi yang juga tak kalah mengasyikan untuk dicoba yaitu Furoshiki
Berangkat dari ketertarikan masyarakat Indonesia mengenai negara sakura tersebut, The Japan Foundation Jakarta selaku lembaga kebudayaan Jepang di Indonesia akan mengenalkan budaya Jepang melalui makanan dan musik dari Jepang sebagai bagian dari segmen Japan Cultural Week (JCW) yang bekerja sama dengan House Of Sampoerna dalam memberikan workshop membukus makanan mengunakan teknik Furoshiki
Workshop dan demonstrasi ini juga akan menghadirkan Tsutsumi Junko sebagai pengajar furoshiki dari Jepang.
Furoshiki adalah sebuah kain tradisional serta seni membungkus gaya Jepang. Pada zaman dahulu, Furoshiki seringkali digunakan sebagai pembungkus alat-alat mandi akan tetapi pada masa modern saat ini masyarakat Jepang menggunakan furoshiki sebagai pembungkus bekal (bento), oleh-oleh, dan pengganti tas.
Teknik membungkus furoshiki yang paling dasar dan umum digunakan bernama otsukai tsutsumi yang diaplikasikan pada benda persegi, Kain pembungkus diselubungkan dengan melipat dan menyimpul sisi-sisinya sehingga kotak terbungkus dengan apik.
Selain itu, terdapat teknik membungkus benda agar bisa dijinjing tanpa takut terjatuh, Beberapa di antaranya ialah suika tsutsumi, yotsu musubi, katakake fukuro, tesage bukuro, dan masih banyak lagi.
Furoshiki selalu memakai kain karena bisa digunakan berulang, tidak hanya sekali pakai lalu dibuang, Teknik ini lebih bisa dilakukan untuk berdaur ulang.