Pandemi telah mengubah beragam kegiatan saat ini dengan memanfaatkan teknologi sebagai wadah dalam melakukan kegiatan, Salah satunya ialah pameran virtual yang dilakukan House Of Sampoerna Surabaya yang berkolaborasi bersama Komunitas Batik Surabaya (KIBAS).
Pameran yang setiap tahun diadakan ini telah memasuki tahun ke-11nya yang kali ini dilakukan secara virtual dengan mengusung tema Batik Gendong Jawa Timur, Dengan menghadirkan koleksi batik gendong dari 21 kolektor yang tersebar di Jawa Timur yang mulai dapat diakses pada tanggal 22 Oktober- 22 November 2020 melalui website kibas.id.
Saat sesi presscon virtual diadakan, Lintu Tulisyantoro selaku Ketua Komunitas Batik Surabaya menjelaskan bahwa dalam pameran yang telah memasuki tahun ke 11 ini memang diadakan sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya dengan menghadirkan konsep pameran virtual yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat dipenjuru dunia.
Tahun ini kami mengusung tema pameran yaitu Batik Gendong Jawa Timur yang memiliki makna penting bagi kehidupan masyarakat yang dikenal sebagai alat bantu untuk meangkut benda baik itu manusia ataupun barang bawaan yang dapat ditemukan diperkotaan serta didesa.
Pada masyarakat Jawa Timur Batik Gendongan memiliki beberapa istilah yang beragam dengan ciri khas serta nilai budaya pada daerah masing, Seperti masyarakat Madura yang menyebut gendongan dengan istilah bhenbhen sedangkan masyarakat Tuban khususnya masyarakat Kerek menyebutnya dengan istilah sayut.
Namun secara umum gendongan bhenbhen dan sayut memiliki arti yang sama tetapi masing-masing daerah memiliki struktur, ukuran, serta motif yang berbeda yang lebih memunculkan simbol-simbol kesuburan, kemakmuran dan perlindungan
Dalam pameran kali ini, KIBAS telah menyiapkan sebanyak 50 kain batik gendongan yang dipamerkan yang berasal dari tiga daerah yang berbeda di Jawa Timur yaitu zona batik pedalaman, pesisiran dan Madura.
Sementara Rani Anggraini selaku Manager House of Sampoerna berharap melalui pameran virtual ini masyarakat semakin bangga akan kekayaan batik Indonesia yang dapat menarik minat generasi milenial untuk menjelajahi dan mendalami ragam batik Indonesia beserta nilai filosofisnya untuk tetap menjadi warisan nusantara