Penyanyi legendaris Indonesia yang merupakan sang maestro campursari dengan julukan The God Father of Broken Heart Didi Kempot dikabarkan meninggal hari ini di RS Kasih Ibu.
Nama Didi Kempot melesat sangat tinggi sejak pertengahan 2019 lalu hingga kini, Namun siapa sangka sosok yang mendapat julukan Bapak Patah Hati Nasional ini ternyata begitu cepat meninggalkan kita semua yang menimbulkan patah hati nasional.
Pemilik nama Didi Prasetyo sontak membuat jagat musik Tanah Air berduka. Terutama para penggemar atau dengan julukan Sobat Ambyar yang mengagumi karya-karyanya.
Meski keseluruhan lagunya bergenre campursari dengan berbahasa Jawa, Namun terbukti banyak anak muda yang menggandrungi lagu-lagu Didi Kempot. Ketika memperdengarkan lagu pamer bojo yang booming tahun lalu dengan direkam ulang membuat namanya kembali naik.
Pada sosial media begitu ramai warganet mengucapkan bela sungkawa hingga menjadi trending dengan kata kunci Didi kempot.
Didi Kempot lahir di Surakarta, 31 Desember 1966 melalui keluarganya yang terkenal kental dengan darah seni. Mendiang ayahnya, Ranto Edi Gudel atau dikenal sebagai Mbah Ranto yang merupakan seniman tradisional ternama, Serta Kakaknya Mamiek Prakoso yang merupakan pelawak senior Srimulat.
Didi mengawali perjalanan musiknya tahun 1984 ketika mengamen di Surakarta. Kemudian didi lanta hijrah ke Jakarta pada 1987 dan mengamen bersama kelompok pengamen trotoar yang kemudian disingkat dan dipakai menjadi nama panggungnya saat ini.
Sembari mengamen Didi juga mencoba peruntungan ke dapur rekaman. Dari beberapa proses percobaan yang telah didi perjuangakan akhirnya Didi berhasil meluncurkan album di bawah Musica Studio pada 1989 silam lagu-lagu tersebut merupakan ciptaan Didi selama mengamen.
Diantara lain lagu-lagu yang telah mendapatkan hati dari para pendengar musik tanah air yaitu Cidro,layang kangen, Sewu Kutho,Stasiun Balapan dan Bojo Anyar. Didi kempot memang kerap kali menulis lagukan lagu dengan lirik bertema patah hati dan ditinggal kekasih yang kerap dirasakan juga oleh pendengar supaya makin mudah diingat.
Sebelum Didi Kempot meninggal ia juga memberikan persembahan karya terakhirnya yang masih menggubah lagu-lagu baru sebulan terakhir ini yang berkaitan dengan Covid-19 yaitu Ora biso mulih dan Tambah Teka Lara Lunga melalui lagu ini. Didi Kempot ingin menghibur mereka yang tidak bisa pulang karena pandemi, Ia juga berharap pandemi ini segera berlalu.