Datangnya bulan Ramadan yang dinantikan umat Muslim selalu memiliki perubahan rutinitas yang diakali di seluruh dunia, Meski telahh banyak penelitian menunjukkan jika puasa memiliki manfaat positif untuk tubuh ada juga yang berpendapat jika hal ini diiringi dengan efek negatif akibat pola tidur yang terganggu.
Pada bulan suci ini umat muslim seluruh dunia akan berpuasa sejak matahari terbit dan berbuka ketika matahari tenggelam, Artinya masyarakat akan bangun lebih pagi untuk sahur dan berpuasa selama 14 jam dan nantinya akan berbuka ketika matahari terbenam.
Lalu apakah dengan perubahan pola tidur ini akan berpengaruh pada sistem kekebalan tubuh kita? Akankah kita menjadi lebih rentan tertular ditengah pandemi corona virus disease 2019 (Covid-19) yang telah menginfeksi 2,9 juta orang di dunia ini.
Dikutip dari Al Jazeera dokter National Health Service (NHS) dan dosen senior di Inggris yaitu Amir Khan yang menjelaskan bahwa jika tidur tenang itu penting untuk kesehatan. Bahkan beberapa ilmuwan merasa jika tidur sama pentingnya dengan nutrisi dan olahraga.
Kurang tidur akan mendorong hormon lapar menjadi berlebih, Sementara itu tidur berkualitas telah dihubungkan dengan penurunan obesitas, konsentrasi dan ingatan yang lebih baik, penurunan risiko penyakit jantung dan stroke, lalu berkurangnya juga risiko diabetes tipe 2, risiko depresi, serta kecemasan, dan terpenting meningkatkan sistem imun.
Agar sistem imun dapat bekerja efektif, mereka harus bisa mengenali penyusup seperti virus dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Setelah itu, baru muncul memicu reaksi yang lebih luas untuk melawan dan menghancurkan penyusup.
Sel T adalah bagian dari imun yang bertugas mengenali penyusup asing dan memicu respon imun yang lebih luas. Penelitian terbaru ini menunjukkan jika tidur meningkatkan efisiensi dari respon sel T terhadap penyusup yang juga berarti meningkatkan sistem imun.
Protein bernama sitokin juga menjadi bagian dari respon imun tubuh terhadap infeksi. Selain mengenali adanya infeksi sitokin juga mengirim pesan kepada sel yang belum terinfeksi untuk bersiap menghadapi serangan sehingga sel akan meningkatkan produksi enzim guna melawan infeksi.
Penelitian menunjukkan jika sitokin tidak hanya bekerja paling baik selama orang tidur, tetapi juga diproduksi ketika tidur yang sejalan dengan saran kuno, saat seseorang merasa tidak enak badan, istirahat menjadi salah satu solusi agar menghemat energi yang juga berfungsi membantu tubuh melawan infeksi.