Penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kota Surabaya yang dimulai pada tanggal 28 April hingga 11 Mei akan memberikan dampak pada sektor bisnis aktivitas perhotelan.
Namun tak perlu khawatir bagi kalian yang ingin menginap untuk mengisolasi diri mandiri ataupun berkumpul bersama keluarga kecil kalian agar tak jenuh, Hotel yang ada di Surabaya tetap diperbolehkan beroperasi dengan syarat harus mempersiapakan protokol kesehatan yang Ada, Termasuk menyediakan ruangan untuk tamu yang akan isolasi khusus.
Peraturan Gubenur Jatim No. 18 Tahun 2020 telah menjelaskan bahwa terdapat sejumlah bidang usaha yang masih diperbolehkah beroperasi selama penerapan PSBB berlangsung
Dalam kutipan Instagram Suara Surabaya, Dwi Cahyono selaku Ketua Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Jatim menjelaskan bahwa perhotelan merupakan salah satu usaha yang diperbolehkan untuk beroperasi selama PSBB. Meski demikian semua penanggung jawab hotel wajib menjalankan protokol pencegahan penyebaran Covid-19.
Seperti mewajibkan para tamu yang datang untuk mencuci tangan, dicek suhu tubuh, menyediakan hand sanitizer dan menerapkan physical distancing.
Kemudian pihak hotel juga mengharuskan semua karyawan hotel untuk selalu menggunakan masker dan sarung tangan dalam mencegah penyebaran virus Covid-19.
Hotel-hotel yang masih beroperasi juga sudah menyediakan program khusus untuk tamu yang ingin melakukan isolasi mandiri dengan paket work from hotel (WFH) yang disediakan mulai dari menginap untuk dua pekan, sampai satu bulan.
Selain itu PHRI Jatim juga telah bekerja sama dengan beberapa rumah sakit rujukan apabila ada tamu yang ingin melakukan rapid test, jadi hotel tetap akan beroperasi selama PSBB.
Dwi juga menambahkan sejak ada wabah Covid-19 ini membuat bidang usaha perhotelan terpuruk. Sekitar 200an hotel yang tergabung PHRI Jatim terpaksa tutup sementara dan ribuan karyawannya telah dirumahkan dikarena okupansi selama satu bulan terakhir ini merosot tajam atau dibawah 10 persen.
Dengan adanya Paket WFH yang ditawarkan oleh pihak hotel ini menjadi salah satu upaya perhotelan untuk tetap menjaga okupansinya. Meski angkanya tidak terlalu signifikan namun sudah ada beberapa masyarakat yang memanfaatkan program tersebut.