Setiap tanggal 8 Maret diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional (International Women’s Day), Setiap tahun Hari Perempuan Internasional memiliki tema yang berbeda-beda.
Perayaan Hari Perempuan internasional biasanya dirayakan dengan woman’s march. Hari Perempuan Internasional ini merupakan perayaan untuk pencapaian wanita di seluruh Dunia yang juga disebut sebagai Hari Hak Perempuan dan Perdamaian Dunia PBB.
Pada Hari Perempuan Internasional, banyak perempuan mengungkapkan pemikirannya tentang wanita di segala aspek yang menyuarakan tentang kesetaraan gender.
Menggenai Sejarahnya Hari Perempuan dalam On the Socialist Origins of International Women’s Day yang telah dimuat dalam Feminist Studies (1985).
Temma Kaplan menuliskan hari perempuan muncul setelah adanya protes besar-besaran dari buruh wanita di pabrik tekstil di New York pada tahun 1857. Unjuk rasa tersebut menuntut hak buruh wanita karena tindakan semena-mena dan gaji yang rendah dari pemilik pabrik.
Namun sayangnya unjuk rasa ini tak berdampak berarti karena eristiwa ini ternyata sempat diragukan oleh banyak orang karena beberapa orang percaya demonstrasi tersebut tidak benar-benar ada.
Lima puluh tahun kemudian, terjadi hal yang sama tepatnya pada 8 Maret 1907, lebih dari 15 ribu buruh pabrik tekstil di New York mengadakan demonstrasi yang menuntut hal yang sama tentang kesetaraan upah dan memprotes kesewenang-wenangan.

Maka lahirlah 8 Maret 1907 disebut sebagai lahirnya Hari Perempuan Internasional. Partai Sosialis Amerika juga melakukan perayaan Hari Perempuan Internasional pada 28 Februari 19.
Kemudian perayaan hari perempuan di AS menjadi sebuah Peringgatan yang selalu dirayakan pada hari minggu terakir bulan Februari.
Hari Perempuan mulai ditanyakan di seluruh Dunia pada tahun 1910 oleh Clara Zetkin. Karena adanya peristiwa yamg terjadi pada Konferensi Pekerja Perempuan Internasional ke-2 di Copenhagen, Denmark.
Setahun kemudian Hari Perempuan Internasional dirayakan pada tanggal 19 Maret 1911 dengan negara yang merayakannya yaitu Austria, Denmark, Jerman, dan Swiss.
Pemilihan tanggal tersebut untuk mengenang Raja dari Kerajaan Prussian yang berjanji melakukan vote untuk wanita, Peristiwa ini menjadi titik cerah untuk persamaan gender.
Namun, janji tersebut tak bisa ditepati oleh sang raja, pada tahun 1913. Di tahun 1977, Majelis Umum PBB mengundang semua anggotanya untuk mengikrarkan tangga 8 Maret sebagai Hari Hak Perempuan dan Kedamaian Internasional PBB yang setelah itu di seluruh dunia merayakan Hari Perempuan Internasional.