Berbicara tentang sampah plastik, yang terlintas di pikiran kebanyakan orang adalah lautan plastik botol yang melimpah di lautan, bekas kemasan yang berserakan di jalan, hingga tumpukan sampah yang menggunung di TPA seperti Bantar Gebang.
Hal-hal tersebut tidaklah keliru untuk dicoba, karena sampah plastik memang menimbulkan berbagai masalah karena sifatnya yang sulit didaur ulang. Namun siapa sangka, sampah plastik juga bisa memberikan manfaat. Salah satunya adalah untuk kegiatan ekonomi melalui daur ulang plastik.
Daur ulang memang salah satu solusi yang paling bijak saat ini untuk mengurangi jumlah sampah plastik. Pasalnya, sampah plastik tidak bisa dibakar begitu saja karena akan melepaskan zat yang berbahaya bagi alam dan kesehatan. Dengan daur ulang, sampah plastik — yang tadinya dianggap sudah mencapai tahap akhir siklusnya di pembuangan — dapat digunakan kembali sehingga tercapai keberlanjutan.
Tentu diperlukan tangan-tangan terampil dan niat mulia untuk melakukan daur ulang sampah plastik. Akan tetapi, bukan tetapi hal tersebut sulit untuk dilakukan. Siapa saja bisa mendaur ulang plastik.
Seperti salah satu komunitas lintas departemen di ITS yang bergerak di bidang riset pengolahan limbah plastik dan pengabdian masyarakat, bernama Plastikita menggagas sebuah ide yang dituangkan ke dalam rancangan bisnis.
Dalam ajang Universitas Indonesia Innovation Battlefield (UIIB) 2019, Plastikita mengirim 3 orang perwakilannya yang bernama Sutan Azhary dari Departemen Teknik Perkapalan, Al Lailatul Qodriyah dari Departemen Perencanaan Wilayah Kota, dan Gisela Jessica Adjani dari Departemen Teknik Industri.
Sutan Azhary selaku Mahasiswa ITS menjelaskan bahwa rancangan bisnis yang kami buat berupa sistem pengelolaan sampah terpadu yang turut serta memberdayakan pemulung dalam prosesnya.
Selain itu Plastik yang kita dapat juga berkolabirasi dengan kedai kopi di Surabaya dan kantin di lingkungan ITS untuk mengelola sampah plastik yang mereka hasilkan dengan tujuan dasarnya adalah agar tidak mencemari lingkungan dan dapat diolah sehingga mempunyai nilai ekonomis.
Saya bersama kawan-kawannya menyalurkan kotak sampah di coffee shop dan kantin di daerah Surabaya. Kotak sampah di coffee shop dan kantin ini khusus untuk sampah plastik, yang apabila sampah yang terkumpul secara rutin akan diambil.
Delanjutnya, sampah akan diolah jadi cacahan plastik terus dijual ke pabrik-pabrik plastik Jawa Timur yang hasilnya iluntuk memberdayakan pemulung,
Dalam hal ini kami memang fokus pada golongan lansia. Kalau awalnya bekerja dari pagi sampai malam, sekarang tugas kami hanya memilah sampah, mengoperasikan mesin dan mencuci kemasan yang itu semua agar penghasilan mereka lebih stabil dengan effort yang lebih ringan.
Dengan rancangan bisnisnya ini, Plastikita berhasil menjadi jawara di kompetisi UIIB dengan mengalahkan tim dari Universitas Indonesia, Universitas Telkom Bandung, dan Institut Pertanian Bogor.
Dengan begitu, Plastikita berhak mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program akselerator GK-Plug and Play untuk berakselerasi hingga taraf Internasional.
Kendati demikian melalui kesempatan ini Plastikita berharap dapat menyebarkan semangat kolaborasi mahasiswa dengan memanfaatkan keilmuannya demi mengabdi pada masyarakat dan kemajuan Indonesia