Merayakan hari Kemerdekaan RI yang ke 74 tahun, sepertinya banyak cara yang dapat dilakukan untuk meramaikan semarak kemerdekaan.
Seperti yang dilakukan para Seniman yang berasal dari berbagai daerah mulai dari Surabaya, Madura, Solo, Bandung, dan lain sebagainya mengadakan kegiatan pameran seni lukis dengan tajuk Jangan Bung yang akan berlasung mulai 15 agustus hingga 7 september berlokasi di Paviliun House Of Sampoerna
Dalam siaran press yang diterima Gelaran pameran bertajuk Jangan Bung ini berangkat dari keragaman latar belakang para seniman yang berasal dari berbagai macam daerah.
Keragaman ini dianalogikan oleh 20 seniman muda layaknya Jangan atau sayur dalam Bahasa Jawa dengan aneka macam bahan bercampur dan menciptakan citarasa yang nikmat.
Sementara Bung atau rebung (bambu muda) menggambarkan tombak bambu yang dulunya digunakan sebagai senjata bagi rakyat Indonesia untuk berjuang melawan penjajah.
Semangat perjuangan inilah yang menjadi motivasi para seniman untuk terus mempertahankan eksistensi diri dalam dunia seni rupa.
Visualisasi ciri khas para seniman tersaji apik dalam karya 2 dan 3 dimensi dan sebagian besar menceritakan pengalaman pribadi perupa, Seperti karya Acin Heri menyampaikan pesan moral terinspirasi dari penyakit yang diderita ibunda tercinta dalam kreasi berjudul Harapan, Doa dan Cita-Cita. Ada pula Rafika Anggraeni dengan karya bertajuk Runtuh lalu putih berupa coretan bolpoint pada kertas menggambarkan evolusi karakter manusia dalam menghadapi masalah-masalah yang datang dalam hidup.
Lain halnya dengan Galang Mado yang menciptakan Perempuan”, karya ini terisnpirasi dari figur perempuan sebagai dermaga dimana kehidupan berangkat, dikemas secara apik dan penuh warna dalam perpaduan akrilik diatas kertas.
Rani Anggraini selaku Manager House Of Sampoerna berharap pameran ini dapat menyebarkan semangat pada generasi muda untuk menemukan jati diri dengan mengembangkan potensi yang dimiliki, Serta menunjukkan eksistensi dengan berprestasi.
Semoga pameran ini juga menjadi media bagi para seniman sebagai inspirator untuk mendekatkan diri dengan masyarakat sehingga timbul komunikasi yang konstruktif dan berguna bagi kedua belah pihak.