Siang hari yang sangat panas di kota Surabaya nampak bisa membuat suasana menjadi semakin semarak dan meriah dalam berkumpul bersama dalam menghadiri gelaran acara grand primer film garapan falcon picture.
Tepat didepan halaman lobby dari Surabaya Town Square menjadi padat dengan kerumunan para penggemar dari para aktor dan aktris pemain film bumi manusia dan pemburuan yang telah menanti kehadiran mereka dalam gala primer film tersebut yang untuk pertama kali di putar di Surabaya.
Para aktris dan aktor pemain yang datang pada saat itu pun terhitung sangat banyak hingga mendapatkan antuasime yang besar dari masyarakat Surabaya, Seperti Iqbal Ramadan,Mawar Eva de Jongh,Ayu Shita, Adipadi Dolken dan sederet aktor dan aktris lainnya. Tak ketinggalan juga para sutradara kedua film tersebut yaitu Richard Oh dan Hanung Bramantyo dan produser Falcon Pictures Frederica; Astuti Ananta Toer, anak Pramoedya Ananta Toer juga turut hadir.
Sesuai pemutaran film pemburuan adipati dolken selaku pemeran utama yang memainkan karakter pejuang bernama hardo yang memiliki peran seorang komandan peleton (shindancho) Pasukan Pembela Tanah Air (PETA) yang memilih untuk melakukan perlawanan kepada penjajah Jepang (Nippon).
Namun perjuangan yang dilakukan hardo bersama teman temannya tak berjalan mulus sesuai dengan keinginan para pejuang, rekan-rekannya tertangkap pasukan Jepang ketika akan melakukan penyerangan dan akhirnya mereka pun melarikan diri ke dalam hutan.
Setelah beberapa waktu bersembunyi didalam hutan rekan-rekannya memilih untuk kembali, Namun tidak dengan Hardo karena ia akhirnya menjadi buruan para tentara Jepang yang telah menganggapnya sebagai musuh negara mereka.
Adipati dolken selaku aktor dalam film tersebut mengatakan bahwa karakternya hardo dalam film ini merupakan sosok pejuang yang memiliki karakter yang sangat teguh dengan prinsipnya walapun ia menjadi tawan negara jepang.
Dalam mendalami karakter hardo dalam film ini saya fokus dengan mendalami naskah film tersebut dengan waktu yang sangat singkat dengan tingkat kesulitan dengan mendalami bahasa sastra dalam film tersebut.
Dengan adanya film ini yang akan tayang pada bulan agustus semoga para masyarakat tetap dapat mengenang pejuang yang telah berjasa dalam kemerdekaan Indonesia.