Akhir akhir ini Jakarta dinobatkan sebagai salah satu kota dengan kualitas udara paling buruk di dunia, akibat semakin memburuknya kualitas udara di Jakarta ini berbahaya untuk kesehatan masyarakat dan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
Rabu 3 Juni 2019 indeks kualitas udara (AQI) Jakarta telah mencapai 132 yang dapat juga disebut Unhealthy for Sensitive Groups (tidak sehat untuk kelompok yang sensitif ) pernyataan ini bedasarkan situs monitor udara internasional yaitu Airvisual.com. Bahkan di daerah Jakarta Selatan telah mencapai 153 atau juga unhealty atau tidak sehat, saat ini Jakarta menjadi kota dengan udara buruk sedunia posisi kedua setelah kota Santiago, Chili.
Kualitas udara yang buruk sangat berbahaya bagi kesehatan terutama penyakit yang berhubungan dengan sistem pernapasan atau respirasi, penyakit repirasi tersebut meliputi asma, penyakit paru obstruktif kronis, hingga infeksi saluran pernapasan atas dan hampir semua penyakit respirasi akan terkena dampaknya langsung.
Baca Juga: Gunakan Buah Blimbing Wuluh Untuk Atasi Kulit Berminyak
Penyakit ini akan muncul karena polusi udara masuk kesaluran pernapasan dan menempel di dinding saluran pernapasan, dan jika menempel terlalu lama polusi udara akan berdampak menimbulkan peradangan yang membuat epitel pelapis saluran penapasan rusak.
Selain merusak sistem pernapasan polusi udara dapat menimbulkan efek kronik jangka panjang contohnya kematian akibat serangan jantung. Adapun penyakit kardiovaskular dapat muncul karena partikel polusi udara yang sangat kecil dapat masuk menembus pembulu darah dan dapat menyebabkan inflamsi diseluruh tubuh sehingga memicu penyakit serangan jantung.
Untuk mengurangi efek dampak polusi udara ini disarankan untuk mengurangi aktifitas di luar ruangan dan memakai masker saat di luar ruangan. Untuk mencegah masuknya polusi udara kedalam ruangan anda dapat menutup akses udara luar menggunakan pembersih udara atau yang biasa disebut airpurifier.