Saat ini dunia pekerjaan sedang mengalami masa transisi lebih dari 70 persen karyawan penggerak perusahaan adalah Generasi Milenial, Generasi Milenial adalah mereka yang lahir pada 1981 – 1996.
Perbedaan usia dan cara pandang Generasi X yang sebagai gen terlebih dahulu dan Generasi Milenial akan menjadi tantangan perusahaan dan seringkali menjadi kesulitan untuk merekrut dan mempertahankan karyawan Milenial.
Menjamin loyalitas karyawan adalah salah satu kesulitan yang paling banyak dihadapi perusahaan. Pada media gathering yang diadakan oleh Headhunter Indonesia di Hotel Sheraton Surabaya pada 2 Mei 2019, Haryo Utomo sebagai Founder and Managing Director Headhunter Indonesia memaparkan survey dari Headhunter Indonesia.

Terdapatnya sejumlah faktor utama yang menyebabkan Milenial tidak dapat bertahan lama dan akhirnya menyebabkan turnover menjadi tinggi seperti, Milenial kurang mendapatkan pelatihan dan pengembangan diri, kurangnya kepercayaan dari para senior, tidak merasakan nilai visi misi perusahaan diterapkan dalam pekerjaan sehari-hari, sampai Milenial merasa sulit berkomunikasi dengan atasannya yang berasal dari Gen X.
Hario juga menyampaikan “banyaknya perusahaan yang salag paham menarik perhatian Milenial dengan membangun playground di kantor, padahal menurut survey kami bukan itu yang akhirnya membuat karyawan Milenial bertahan”.
Setidaknya ada tiga prioritas utama yang harus dilakukan perusahaan untuk bisa sukses merekrut dan mempertahankan karyawan Milenial yaitu, menciptakan persahabatan, memberikan ruang untuk berkarya dan memberikan hasil terbaik, melibatkan dan menjadikan Milenial bagian dari kesuksesan perusahaan.
Headhunter sendiri adalah sebuah perusahaan konsultan sumber daya manusia bagi 500 perusahaan yang berdiri sejak 2009, Headhunter Indonesia memiliki spesialisasi merekrut karyawan terutama di enam sektor besar seperti technology, professional service, consumer goods, energy, healthcare, dan industrial.