Lembaga Pengajaran Tata Busana (LPTB) Susan Budihardjo berdiri sejak tahun 1980 yang menjadi sekolah mode pertama di Indonesia yang tersebar di empat kota yaitu Jakarta, Surabaya, Bali, dan Semarang.
LPTB Susan Budihardjo Surabaya menggelar Annual Show Siswanya pada tanggal 22 Februari 2019 yang di gelar di Dyandra Convention Hall Surabaya.
Dengan tema “Prefection” atau kesempurnaan yang di artikan sebagai pemaknaan terhadap suatu hal untuk tercapainya tahapan yang sempurna,di butuhkan proses dan refrensi untuk mencapai kesempurnaan.
Definisi kesempurnaan berbeda – beda setiap individu, hal ini definisi menurut siswa – siswi LPTB Susan Budihardjo angkatan 2018, sehingga perlu adanya upaya untuk mencapai kesempurnaan.
Dalam konteks fashion, perfection bisa diterjemahkan bagaimana seorang desainer, mulai dari proses menginisiasi ide dan konsep rancangan, memilih bahan dan material pendukung, mengeksekusi gagasan hingga mewujudkan suatu karya busana yang real dan sempurna.

“Filosofi kesempurnaan yang harus dipahami siswa adalah proses berkarya yang konteksnya menyeluruh, bukan sepotong – potong, ungkap Susan Budihardjo” selaku pendiri LPTB Susan Budihardjo.
Susan Budihardjo pun berharap agar alumni LPTB Susan Budihardjo dapat berkarya lebih jauh, bukan hanya sekedar di permukaan dan mentah.
Kebanyakan desainer muda masih terpaku dalam satu bentuk nilai tema tertentu tanpa mendalami lebih dalam makna atau filosofi yang berkaitan dengan tema tersebut. Eksplorasi tema diakui susan jadi persoalan mode kekinian, menurutnya.
Seperti salah satu lulusan LPTB Susan Bidihardjo Yogi Suganda yang terinspirasi dari Maria Madgalena karena di tema kali ini adalah Perfection Yogi menjelaskan di dalam cerita Maria Magdalena sang pendosa besar yang diberi ampunan dari Tuhan Yesus Kristus.
Yogi Suganda membuat desain kebaya dengan ukiran di masa barok, seperti tidak teratur akan tetapi masih terlihat indah.

Yogi membuat desain baju ini untuk menunjukan dari masa kelam dari Maria Madgalena mulai dari bahan yang terbuat dari kain velvet dengan warna hitam perpaduan emas yang menurutnya Maria Madgalena masih dalam lindungan Tuhan Yesus Kristus.
Menurutnya jika seseorang memakai kebaya akan terlihat lebih cantik, Yogi pun berharap kebaya akan punya identitas yang tidak boleh berubah tapi mengapa tidak kalau berubah menjadi kebaya modern tanpa mengubah identitas, karena menurutnya kebaya identik dengan pernikahan atau wisuda dengan desain yang ia bikin Yogi berharap kebaya dapat dipakai untuk acara formal lainnya.
Lain halnya dengan Namira dia membuat gaun dengan bertemakan merak biru yang mengartikan kemewahan, keanggunan, dan kewibawaan. Burung merak mempunyai karakteristik yang berbeda dengan burung yang lain seperti, warna dan sifatnya yang sangat sempurna sehingga menjadi pusat perhatian.

Namira menciptakan gaunnya selama dua bulan dengan bordir tiga dimensi dengan cara menempelkan satu per satu secara manual, ia akan menampilkan 4 busana pada acara Annual Show 2018 ini.
Tema Perfection ini juga menjadi nilai dan daya tarik tersendiri. Susan Budihardjo menantang siswa – siswinya untuk mengartikan sebuah kesempurnaan menurut kacamatanya sehingga diharapkan akan menghasilkan karya dengan napas baru, unik dan inspiratif.