
Menari sambil menceritakan sebuah kisah Alice in Wonderland sungguh sangat tidak muda apalagi tarian yang ditampilkan bukan sekedar tarian biasanya melainkan dalam event ini ballerina akan menampilkan sebuah cerita sambil menujukan aksi-aksi mereka untuk menampilkan kisah Alice In Wonderland, para ballerina ini berlatih selama lebih dari empat bulan agar menjiwai 30 scene cerita yang harus ditampilkan dalam sebuah pementasan berdurasi dua jam tersebut yang digelar di JWmarriot Surabaya, dalam pementasan 27 karakter yang ditampilkan para pebalet ini, Selain Patricia Jane yang memerankan sosok Alice, pentas balet itu juga menghadirkan Siswanto ‘Kojack’ Kodrata. Penari dari EKI Dance Company ini dipercaya memerankan sosok Jack/The Knafe of Hearts.
Dalam pertunjukan yang digelar dibalik panggung muncullah belasan pebalet berkostum merah dan motif kartu remi. Pebalet dengan gaun biru yang memerankan Alice masuk ke dalam panggung dan menari sembari membawa boneka flamingo , Mereka menampilkan ballet performance dengan kisah fiksi Alice in Wonderland, yang populer di kalangan anak-anak, dengan menampilkan 250 pebalet dengan usia antara tiga tahun hingga 65 tahun terpilihnya cerita Alice in Wonderland, selain karena kisah ini sedang disukai anak-anak, juga karena ingin menggabungkan konsep animasi dan balet jadi satu.
Penampilan maksimal para pebalet Center Point Ballet ini juga tak lepas dari tujuan utama performance, yakni charity atau donasi pada musibah gempa di Lombok, Orangtua murid ballet yang hadir pada performance ini menyumbang sukarela dan sumbangan ini yang akan dibawa ke korban bencana di Lombok dalam Charity ini kami bekerjasama dengan JW Marriott sebagai tuan rumah dalam charity ballet performance ini, hotel ini memang berupaya konsisten dalam program charity Shoes to School performa dari ratusan pebalet Center Point Ballet ini, sumbangan yang terkumpul ini akan sesegera mungkin disampaikan ke Lombok.