Musik merupakan sebuah lagu yang dapat dinikmati semua kalangan apalagi musik saat ini merupakan hiburan bagi semua orang untuk melepas lelah serta mungkin juga musik sendiri sekarang bisa menjadi gaya hidup seseorang ketika memilih genre mereka untuk menikmati alunan musik disebuah event musik,dalam rangka event musik sebuah institut Français Indonesia (IFI) Surabaya bekerjasama dengan Ciputra Hall menggelar ciné-concert dengan menampilkan kelompok musik asal Prancis, Philharmonique de la Roquette dalam rangka Tur Indonesia, Philharmonique de la Roquette di Surabaya dengan tema “P’tit Cinématograff” dalam event musik ini philharmonique de la roquette memutar sejumlah film animasi dengan iringan musik live.
Grup musik asal Perancis ini beranggotakan tiga personil yakni, Laurent Bernard (keyboard), Lilian Bencini (contrabass dan bass) dan Julien Kamoun (baWerie, musik scie, theremin). Mereka telah berkiprah sebagai pengiring musik film bisu, pementasan tari dan pembacaan puisi selama 20 tahun grup musik ini sejak awal dibentuk pada tahun 1998 diberi nama Philharmonique de la Roquette, sesuai dengan daerah asal usul mereka, La Roquette, di kota Arles, Perancis, Philharmonique de la Roquette mengakui bahwa awalnya tidak mudah untuk memainkan musik secara bersamaan saat film diputar. “Kesulitan terbesar dalam Ciné Concert adalah menyesuaikan musik dengan ketepatan waktu, adegan dalam film sehingga emosi dan pesan film bisa tersampaikan dengan baik pada penonton.
Selama di Indonesia, Philharmonique de la Roquette menggelar konser bertajuk ‘P’tit Cinématograff’ di tiga kota yakni Jakarta, Surabaya dan Bandung, Meskipun telah berkecimpung selama puluhan tahun di dunia musik, Philharmonique de la Roquette menyatakan bahwa mereka tidak pernah mengincar penghargaan. “Kami bermusik bukan untuk memenangkan penghargaan atau untuk terkenal karena tujuan mereka yang utama bermusik adalah untuk mengenalkan seni pertunjukan Ciné Concert atau konser sinema kepada masyarakat khususnya anak muda. “Karena seni pertunjukan konser sinema untuk film bisu seangkatan Charlie Chaplin ini popular jauh sebelum mereka lahir dengan harapan pertunjukan musik sejenis ini bisa terus dilestarikan.